Aksi Boikot Produk Terafiliasi Israel: Mengupasnya dari Perspektif Sosiologi dan Branding

“Efek penurunan penjualan sangat jelas, karena di Indonesia konsumen sangat banyak”, kata Algooth Putranto, praktisi branding.

Survei GoodStats menangkap bahwa produk makanan dan minuman jadi jenis produk yang paling disasar dalam aksi boikot di Indonesia, dengan dipilih oleh 81,5% responden, diikuti produk pakaian dan aksesoris sebanyak 33,3% responden, serta produk kecantikan dan kesehatan sebanyak 31,7% responden.

Menanggapi ini, Algooth mengonfirmasi bahwa sejumlah brand yang bergerak di lini bisnis tersebut mengalami kontraksi laba, bahkan ada yang berimbas pada kemunduran jajaran direksinya.

Di sisi lain, pro dan kontra juga muncul lantaran ditengarai ada beberapa brand yang jadi “korban” salah sasaran dalam aksi beoikot.

Adapun terkait kriteria produk, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa tentang “Prioritas Penggunaan Produk dalam Negeri” yang di dalamnya juga berisi panduan kriteria bagi masyarakat muslim dalam menentukan produk-produk mana yang dikategorikan terafiliasi Israel.

Dalam hal ini MUI menetapkan bahwa suatu produk dikategorikan terafiliasi Israel salah satunya jika saham mayoritas dan pengendali perusahaan dikuasai oleh pihak-pihak yang memiliki afiliasi jelas dengan Israel.

Sebaliknya, menurut fatwa tersebut, suatu produk layak didukung jika dimiliki sepenuhnya oleh perusahaan/individu Indonesia, atau perusahaan publik yang saham mayoritasnya dimiliki perusahaan /individu Indonesia.

Halaman Selanjutnya

Komentar

wave

Belum ada komentar.

Tinggalkan Komentar

wave

Cari Artikel