Antropolog Asal Jerman Teliti Kuntilanak

Banyak warga di kawasan Pontianak yang dulu percaya bahwa pepohonan tinggi selalu identik sebagai tempat tinggal roh-roh. Penyebutan roh-roh penunggu pohon tinggi kemudian berubah menjadi pontianak atau kuntilanak.

Penyebutan tersebut mulai muncul ketika Syarif Abdurrahman Alkadrie pendiri kota Pontianak mulai melakukan penggusuran terhadap pohon-pohon tinggi untuk dijadikan pemukiman.

Timo menjelaskan bahwa istilah pontianak atau kuntilanak akhirnya merujuk kepada roh-roh yang menempati pohon-pohon tinggi. Hal itu pula yang membuat banyak warga percaya bahwa pohon tinggi seperti Beringin kerap diidentikkan sebagai tempat tinggal mahkluk halus.

Sementara itu, penggambaran sosok kuntilanak yang identik sebagai hantu perempuan juga punya alasan tersendiri. Sejarawan bernama Nadya Karima Melati bahkan membuat penelitian khusus berjudul Monsterisasi Perempuan dan Monoteisme (2022) terkait hal tersebut.

Sosok kuntilanak yang selalu digambarkan sebagai hantu perempuan menyeramkan tak terlepas dari kehadiran agama Monoteisme. Agama Monoteisme memang dengan lantang menolak adanya sosok spiritual lain kecuali Tuhan.

Hal tersebut membuat banyak mahkluk spiritual yang kemudian selalu digambarkan sebagai sosok menyeramkan. Selain itu, sosok hantu kuntilanak juga sering digambarkan sebagai mahkluk halus berwujud perempuan.

Penggambaran tersebut tak terlepas dari keberadaan wanita yang tak jauh dengan kematian seperti saat melahirkan.

Halaman Selanjutnya

Komentar

wave

Belum ada komentar.

Tinggalkan Komentar

wave

Cari Artikel

<<<<<<< HEAD ======= >>>>>>> 22907a91d5212753ed2de3bbf69bb3b53a692828