Masih sering melihat anak-anak memainkan permainan oray-orayan wargi Sumedang? Anak-anak berbaris berjejer ke belakang membentuk ular, sambil sahut menyaut melantunkan lagu oray-orayan. Masih pada hafal juga kan?
Orang Sunda dan masyarakat Jawa Barat sudah mengenalnya sejak lama. Anak-anak, bahkan remaja pun biasanya memainkannya di halaman rumah atau lapangan yang luas. Mainan Tradisional ini bisa memakan waktu sekitar 10-30 menit, bahkan bisa berjam-jam kalau anak-anak sedang asyik, dengan jumlah pemain sekitar 6 dan lebih.
Permainan tadisional sunda Oray-orayan tidak tidak menggunakan alat bantu, hanya menggunakan kata-kata seperti tanya jawab secara sahut-menyahut.
Adapun kata-kata yang diucapkan dalam permainan oray-orayan sebagai berikut:
+ Oray-orayan…
– oray naon?
+ oray bungka…
– bungka naon
+ bungka laut…
– laut naon?
+ laut dipa…
– dipa naon?
+ dipandeuri
kok…kok…kok…
Selain itu, ada pula nyanyian mainan tradisional yang dikarang oleh Koko Kuswara berikut ini:
+ Oray-orayan luar leor mapay sawah,
– entong ka sawah parena keur sedeng beukah,
+ Oray-orayan luar leor mapay kebon,
– entong ka kebon, di kebon loba nu ngangon,
+ mending ge ka leuwi,
– di leuwi loba nu mandi,
+ saha nu mandi,
– anu mandina pandeuri…
kok…kok…kok…
Belum ada komentar.