Cerita Sungai Cimanuk dan Aki Pangebon

Wargi Sumedang tentunya tidak asing lagi dong dengan salah satu sungai di Sumedang ini, namanya Sungai Ci manuk. Ci Manuk berhulu di Pegunungan Mandalagiri di Kabupaten Garut pada ketinggian sekitar 1700 meter di atas permukaan laut (mdpl), lalu mengalir ke arah timur laut sepanjang 180 kilometer, dan bermuara di Laut Jawa di Kabupaten Indramayu. Ci Manuk pada bagian hilir cukup lebar sehingga dapat dilayari oleh kapal yang berukuran relatif besar. Penduduk di sepanjang aliran Ci Manuk memanfaatkan sungai ini untuk pertanian dan perikanan, baik secara tradisional dengan cara memancing, atau menjala.

Nah ada sebuah cerita tentang penamaan Ci Manuk. Okeh akan mimin bahas yah dari berbagai sumber yang mimin rangkum.

Pada zaman dulu Sultan Mataram mengirim utusannya umbul Arim Muhammad dan Umbul Arif Muhammad ke Kabupaten Sumedang untuk menggalang kekuatan militer, tujuan mengutus kedua umbul tersebut adalah untuk menyampaikan sepucuk surat pada Bupati Suriadiwangsa yang kala itu memerintah di Sumedang. Surat perintah tersebut berisi maksud agar Sumedang mempersiapkan kekuatan tempurnya untuk menjadi bagian dari kekuatan militer Mataram guna menyerang kompeni yang menduduki tanah Batavia.

Kedua Umbul bersaudara yang bernama Umbul Arim Muhammad dan Arif Muhammad merupakan yang bertugas mengirimkan surat ke Sumedang, mereka ditemani oleh beberapa orang prajurit. Selama diperjalanan satu persatu prajuritnya meninggal, karena serangan penyakit demam berdarah, pada akhirnya tinggalah hanya mereka berdua. Kedua umbul mulai putus asa mengingat jarak yang harus ditempuh masih sangat jauh, ditambah lagi mereka tersesat di hutan belantara dan perbekalan pun mulai habis, mereka bertahan hidup hanya dengan memakan dedaunan, biji-bijian, dan buah-buahan.

Mereka tak patah semangat dan terus melanjutkan perjalanan, namun semakin jauh mereka berjalan ternyata mereka semakin tersesat, hingga sampailah di kedalaman hutan yang angker di belahan timur Sumedang. Mereka semakin bingung dalam menentukan arah yang harus diambil dan kelelahan pun mulai melanda mereka, karena mulai kelelahan mereka pun memutuskan untuk beristirahat sejenak di dalam hutan dan menunggu penduduk setempat yang lewat.

Berhari-hari mereka menunggu, tidak ada satu pun penduduk yang lewat, mereka pun tak mendapatkan petunjuk jalan untuk sampai ke Sumedang. Semua telah mereka lewati dalam perjalanan, mulai dari hutan, sungai-sungai, tebing curam dan lainnya yang semakin menjebak mereka dalam pertentangan perasaannya sendiri. Hingga pada suatu ketika, sampailah mereka disebuah tepian sungai, karena saat itu cuaca buruk maka mereka memutuskan untuk menghentikan perjalanan sejenak. Ketika itulah cuaca buruk semakin menjadi-jadi, mulai dari angun ribut, petir yang menggelegar, hujan pun tak henti-hentinya.

Halaman Selanjutnya

Komentar

wave
  • John Doe

    Jacklyn

    Mar 26, 2024 08:57

    Нi there, I enjoy reading all of your post. I wanted to ԝrite a little comment to support you.

Tinggalkan Komentar

wave

Cari Artikel

<<<<<<< HEAD ======= >>>>>>> 22907a91d5212753ed2de3bbf69bb3b53a692828