Katanya kesepakatan tersebut berlangsung pada 27 Juni 2023 di Milan dengan beberapa pabrikan otomotif. "Industri otomotif Italia tertarik dengan penemuan saya, saya diundang ke Milan untuk presentasi," jelas H. Aryanto yang tinggal di Cirebon Jawa Barat tersebut. Momen tersebut membuat pria berusia 67 tahun ini sumringah, karena selama ini karyanya dianggap tidak masuk akal. Produk rekayasanya sendiri telah digunakan luas untuk keperluan kendaraan dinas anggota Babinsa Kodam III, Siliwangi, Jawa Barat. "Sudah digunakan pada 30-50 motor trail untuk kendaraan dinas," ungkap H. Aryanto. Pria yang berdomisili di Cirebon tersebut, sejatinya telah menawarkan produknya ini kepada industri otomotif nasional. "Gak ada respons. Cuma angin lalu saja," sebutnya. Pihak Pemerintah Indonesia pun ia anggap tidak peduli. "Tidak ada pembicaraan apapun, ya sudah," ungkapnya.
Karenanya, saat ada perwakilan warga Italia datang ke rumahnya untuk melihat Nikuba, H. Aryanto antusias. "Dijajal di Cirebon beberapa waktu lalu, kemudian saya diundang ke sana untuk mengadakan beberapa kesepakatan," bilangnya. Dalam pertemua awal itu, H. Aryanto mengaku belum ada pembicaraan mengenai penjualan alatnya, Ia menyebutkan pada September 2023 mendatang akan kembali ke Italia untuk realisasi kesepakatan. "Termasuk soal proses rekayasa di kendaraan yang akan diterapkan, desainnya. Produk ini nanti tidak ditempel seperti yang sekarang ini, tetap akan menyatu dengan mesin produksi mereka," tutup H. Aryanto. Ada dua hal utama yang membuat nikuba menarik di mata negara Barat, yakni kemampuan mengubah air menjadi energi mesin dan satu liter air bisa membuat kendaraan menempuh perjalanan Semarang-Cirebon (-/+200 km). Adapun cara kerja nikuba memisahkan hidrogen (H2) dengan oksigen (O2) pada air (H2O) dalam proses elektrolisis. Hidrogen tersebut akan menjadi tenaga utama penggerak kendaraan. H2 masuk ke ruang pembakaran kendaraan sebagai pengganti BBM. Masih panjang yah wargi Sumedang perjalanan Nikuba tersebut. Aryanto, pembuat Nikuba, juga menanti proses uji oleh LEMIGAS. Bila lolos, ia berharap tidak ada lagi perdebatan di masyarakat terkait produk buatannya.
Belum ada komentar.