Apakah wargi Sumedang pernah mendengar istilah generasi stroberi atau strawberry generation? Kalau belum mimin kasih tahu dulu nih tentang Generasi stroberi yang pernah marak diperbincangkan di media sosial, generasi stroberi adalah generasi muda yang kreatif dan memiliki banyak ide cemerlang, tapi mudah hancur ketika mendapat tekanan sosial. Mereka menjadi tidak mau bekerja keras karena menyerah dengan tekanan yang ada.
Awal mula muncul istilah generasi stroberi yaitu muncul di Taiwan untuk menandakan generasi yang lahir setelah tahun 1981. Namun, istilah tersebut mengalami pergeseran penyebutan dan merujuk pada generasi di bawah milenial yang dianggap lunak seperti buah stroberi.
Ada pula yang menganggap bahwa generasi stroberi tidak harus dikelompokkan menurut usia. Istilah ini bisa berlaku bagi generasi tertentu yang memiliki karakter seperti buah stroberi. Karakter ini bisa muncul dalam kehidupan sehari-hari maupun saat bekerja.
Dalam bukunya yang berjudul Strawberry Generation, Guru Besar FEUI Prof. Rhenald Kasali menjabarkan definisi dari strawberry generation. Strawberry generation atau generasi stroberi adalah generasi yang memiliki banyak ide cemerlang, tapi sayangnya mereka mudah sekali menyerah, sakit hati, lamban, egois, dan pesimis terhadap masa depan.
Seperti buah stroberi yang indah tetapi cepat rusak ketika diberi tekanan, strawberry generation pun mudah menyerah dan hancur ketika ada tekanan. Semakin ke sini, banyak orang yang beranggapan kalau strawberry generation tidak terpatok pada tahun kelahiran. Namun, beberapa setuju strawberry generation ini merujuk pada karakteristik beberapa orang dari generasi belakangan ini.
Salah satu faktor yang dikaitkan dengan fenomena strawberry generation adalah perkembangan teknologi yang pesat, di mana generasi muda saat ini tumbuh dalam era digital yang penuh dengan pengaruh media sosial, tekanan akademik, dan ekspektasi yang tinggi. Mereka sering kali terjebak dalam pola pemikiran instan dan gratifikasi cepat, dan kurang terlatih dalam menghadapi tantangan yang kompleks dan memerlukan waktu yang lebih lama untuk diselesaikan.
Karakteristik Strawberry Generation
Generasi Strawberry memiliki ciri-ciri unik yang membedakannya dari generasi sebelumnya. Beberapa karakteristik yang sering dikaitkan dengan generasi ini antara lain:
• Tuntutan Tinggi: Generasi Strawberry cenderung memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap kehidupan, termasuk dalam hal karir, pendidikan, dan gaya hidup. Mereka menginginkan hasil instan dan tidak terlalu sabar dalam menghadapi tantangan yang memerlukan waktu dan kerja keras.
• Ketergantungan pada Teknologi: Generasi ini tumbuh dengan akses yang luas terhadap teknologi digital dan internet. Mereka sering kali menghabiskan banyak waktu di media sosial, gadget, dan dunia maya, sehingga terkadang kurang memiliki keterampilan sosial dan interpersonal yang cukup kuat.
• Rasa Sensitif dan Kritis: Generasi ini sering kali memiliki rasa sensitif yang tinggi terhadap kritik atau komentar negatif, bahkan dalam hal yang kecil sekalipun. Mereka cenderung mudah merasa tersinggung atau terhina, dan sering kali merespons secara emosional terhadap kritik atau pendapat yang berbeda.
• Cenderung Individualis: Generasi Strawberry cenderung lebih fokus pada diri sendiri dan kepentingan pribadi, dibandingkan dengan nilai-nilai kolektivitas atau kerja sama. Mereka sering kali mengutamakan kepuasan diri dan keinginan pribadi, tanpa memperhatikan dampak sosial atau lingkungan sekitar.
• Tidak Tahan Banting: Generasi ini sering kali dianggap kurang tahan banting dalam menghadapi tekanan atau tantangan dalam kehidupan. Mereka cenderung cepat menyerah atau merasa putus asa ketika menghadapi kesulitan, daripada mencari solusi atau melanjutkan upaya.
Kontroversi dan Kritik terhadap Strawberry Generation
Tentu saja, istilah Strawberry Generation juga menuai kontroversi dan kritik. Beberapa pandangan negatif terhadap generasi ini antara lain:
• Ketergantungan pada Kemudahan dan Kenyamanan: Generasi Strawberry sering kali dianggap terlalu bergantung pada kenyamanan dan kemudahan hidup. Mereka cenderung menghindari atau mengeluh ketika dihadapkan pada tantangan yang memerlukan kerja keras atau pengorbanan.
• Kurangnya Kemampuan Menghadapi Kegagalan: Generasi ini sering kali dianggap kurang memiliki kemampuan menghadapi kegagalan atau tantangan dalam hidup. Mereka cenderung mudah merasa putus asa atau menghindari risiko, daripada belajar dari kegagalan dan mengambil pelajaran berharga.
• Kurangnya Keterampilan Sosial dan Emosional: Generasi Strawberry sering kali dianggap kurang memiliki keterampilan sosial dan emosional yang cukup kuat. Mereka cenderung lebih mengandalkan teknologi daripada interaksi sosial langsung, sehingga kadangkala mengalami kesulitan dalam berkomunikasi secara efektif atau membangun hubungan yang kuat.
• Ketidakbersahajaan dalam Menerima Kritik: Generasi ini sering kali dianggap terlalu sensitif terhadap kritik atau komentar negatif. Mereka cenderung merasa tersinggung atau marah ketika dihadapkan pada kritik, tanpa mampu menghadapinya dengan bijaksana atau memahami bahwa kritik adalah bagian dari proses pembelajaran.
• Kurangnya Kepedulian terhadap Lingkungan: Generasi Strawberry sering kali dianggap kurang peduli terhadap lingkungan sosial atau lingkungan alam sekitarnya. Mereka cenderung lebih fokus pada diri sendiri dan keinginan pribadi, tanpa memperhatikan dampak sosial atau lingkungan yang lebih luas.
Bagaimana Menghadapi Tantangan sebagai Generasi Ini
Meskipun generasi Strawberry memiliki ciri-ciri yang kontroversial, bukan berarti mereka tidak dapat menghadapi tantangan atau meraih kesuksesan dalam hidup. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil untuk menghadapi tantangan sebagai generasi Strawberry:
• Menyadari Ekspektasi yang Realistis: Penting untuk menyadari bahwa kehidupan tidak selalu memberikan hasil instan, dan tidak semua harapan dapat terpenuhi dengan mudah. Generasi Strawberry perlu belajar untuk mengatur ekspektasi yang realistis dan siap untuk menghadapi tantangan yang mungkin timbul.
• Mengembangkan Keterampilan Sosial dan Emosional: Generasi ini perlu mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang kuat, seperti berkomunikasi secara efektif, mengelola emosi, dan membangun hubungan yang baik dengan orang lain. Hal ini dapat membantu mereka dalam menghadapi situasi sosial yang kompleks atau konflik yang mungkin muncul.
• Mempelajari Keterampilan Resilien: Generasi Strawberry perlu belajar menghadapi kegagalan atau tantangan dengan sikap yang tangguh dan bijaksana. Mereka dapat mengambil pelajaran dari kegagalan dan menggunakan pengalaman tersebut sebagai batu loncatan untuk berkembang lebih baik di masa depan.
• Mengasah Kemampuan Problem Solving: Penting bagi generasi ini untuk mengasah kemampuan problem solving atau pemecahan masalah. Mereka perlu belajar untuk mencari solusi kreatif dan efektif ketika menghadapi tantangan atau masalah, daripada menyerah atau menghindarinya.
• Menjaga Kepedulian terhadap Lingkungan: Generasi “Strawberry” perlu menyadari pentingnya menjaga kepedulian terhadap lingkungan sosial dan lingkungan alam sekitarnya. Mengambil tindakan yang positif untuk membantu orang lain atau menjaga keberlanjutan lingkungan dapat memberikan makna dan tujuan dalam hidup.
Belum ada komentar.