Kacapi Naga Maung di Museum Sri Baduga, Mahakarya dari Warga Sumedang

Jika wargi Sumedang pernah main ke Museum Sri Baduga yang berada di Bandung, wargi akan menemukan kecapi raksasa loh! Kacapi raksasa tersebut memiliki panjang 6 meter, tinggi 1,8 meter, lebar 1,6 meter, berat 5 kwintal dan berwarna emas.

Kecapi raksasa tersebut, ditempatkan secara khusus dan menjadi daya tarik Museum Sri Baduga. Kecapi tersebut, dilengkapi dengan tiga buah anak kacapi cianjuran di atasnya, satu kacapi Indung dan dua kacapi keci.

Namanya Kacapi Naga Maung. Sesuai dengan namanya, dari kecapi tersebut ada bentuk kepala naga dan kepala maung (harimau) disetiap ujungnya. Ada pun tulisan aksara Sunda Kaganga dari badannya "Kacapi Naga Maung".

Kecapi tersebut dibuat dari bahan kayu jati dan diukir oleh seniman asal Sumedang, yang biasa disapa Coey Haradayana di Ciberem, Cimalaka Sumedang.

Namun dibalik karya besar tersebut, yakni Sakiah Hendara atau biasa disapa Ki Petir yang mempunyai semua konsep pembuatan karya besar tersebut, hingga makna dan arti filosofis Sunda dan Islam dari Kacapi Naga Maung tersebut. 

Ki Petir menuangkannya juga lewat buku yang berjudul Filsafat Gerak Sawelas Kacapi Naga Maung Kacapi Maung Nagara. Dalam buku tersebut menerangkan bahwa Kacapi Naga Maung merupakan manifestasi ilmu pengetahuan dari para leluhur.

Selain dari mahakarya yang luar biasa dan banyak akan makna, Kacapi Naga Maung pun mempunyai arti; Kaca pieunteungeun nagambar manusa unggul. Sedangkan Kacapi Maung Nagara; Kaca pieunteungeun manusa unggul nagara. 

Arti tersebut, begitu penuh akan makna, yakni sesuatu yang diambil sebagai cerminan dan menjadi contoh dari citra diri manusia unggul yang menjadi pimpinan negara.

Kacapi Naga Maung tersebut didedikasikan oleh Ki Petir untuk perdamaian dunia. Pada tanggal 08 Maret 2016 kacapi tersebut, dihibahkan oleh Ki Petir kepada Museum Sri Baduga. Agar masyarakat bisa lebih tahu mengenai Kacapi Naga Maung tersebut.

Kacapi tersebut, sempat dipertunjukan di Sumedang beberapa kali, seperti pada peringatan Hari Jadi Sumedang ke-441. Kirab Kacapi Naga Maung tersebut, dimulai dari Wisma Gending hingga Alun-alun Sumedang.

Nah yang wargi Sumedang harus tahu juga nih, Kacapi Naga Maung merupakan alat musik untuk menyampaikan pesan-pesan dari leluhur Sunda,  melalui seni musik, lagu dan doa agar tetap terawat. 

Kacapi Naga Maung juga adalah sarana untuk pagelaran budaya, dalam rangka menjalin, merawat, dan memperkuat silaturahmi. Sehingga hubungan sosial masyarakat lebih harmonis dan dinamis, dengan harapan menjadi damai.

Wah, banyak sekali akan makna yah wargi Sumedang! Nah jangan lupa yah, jika berkunjung ke Museum Sri Baduga mampir ke Kacapi Naga Maung yah! 

Komentar

wave
  • John Doe

    Lincoln

    Aug 26, 2022 13:39

    Hi would you mind ѕtating wһich blog platform you're usіng? I'm looking to start my own Ьlog soоn but I'm having a hard time deciding between BlogΕngine/Ꮃordpress/B2evolution and Drupal. Tһe reason I аsk is because yօur layⲟut seems different then mos

Tinggalkan Komentar

wave

Cari Artikel

<<<<<<< HEAD ======= >>>>>>> 22907a91d5212753ed2de3bbf69bb3b53a692828