Kesenian Kuda Renggong (2): Dari Aki Sipan Hingga Menjadi Seni Pertunjukan

Kita akan melanjutkan tentang kesenian khas Sumedang ini ya wargi Sumedang, yaitunKesenian Kuda Renggong. Tetapi, kali ini mimin akan membahas tentang cerita, atau mengulas sejarah awal mula Kuda Renggong.

Kesenian kuda renggong atau yang dahulu biasa disebut kuda igel karena bisa ngigel (menari) ini konon tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat Desa Cikurubuk, Kecamatan Buah Dua, Kabupaten Sumedang.

Dalam sebuah buku Dokumentasi Potensi Budaya Sumedang yang diterbitkan oleh Disbudpar Kabupaten Sumedang tahun 2013, Bab: Potensi Kecamatan Buahdua tentang Kesenian, yang dibahas pertama adalah Kuda Renggong.

Pada masa pemerintahan Sumedang dipimpin oleh Pangeran Aria Suriatmadja tahun 1882-1919, beliau memiliki peternakan kuda. Beliau memmpercayakan peternakan tersebut kepada Midin, penduduk Desa Cikurubuk Buahdua.

Midin memiliki anak bernama Sipan yang lahir pada tahun 1870, kemudian banyak membantu ayahnya memelihar kudu milik Dalem Sumedang. Setiap pagi, ketika Sipan memandikan kudanya di sungai, dia melihat salah satu kudanya bergerak dan berjalan tidak seperti biasanya.

Dalam proses memelihara kuda tersebut, Sipan banyak mengamati kebiasaan tingkah laku kuda-kuda miliknya yang bernama si Cengek dan si Dengkek. Dari pengamatannya itu, ia menyimpulkan bahwa kuda juga dapat dilatih untuk mengikuti gerakan-gerakan yang diinginkan oleh manusia.

Halaman Selanjutnya

Komentar

wave
  • John Doe

    Bernardo

    Aug 01, 2023 01:53

    What i do not realize is in truth how you aree no longer actually a lot more well-preferred than you may be right now. You're very intelligent. You recognize thus significantly with regards tto this subject, made me in my opinion believe it from so man

  • John Doe

    Alva

    Dec 23, 2023 16:09

    Thannks for sharing such a pleasant idea, pidce of writing is fastidious, thats whhy i have read it fully

Tinggalkan Komentar

wave

Cari Artikel