Kesenian Tarawangsa (4): Upacara Adat Ngalaksa Masih Terpelihara

Wargi Sumedang tahu dong tentunya, di Sumedang lebih tepatnya di Kecamatan Rancakalong, kerap digelar Upacara Adat Ngalaksa. Ada yang sudah ikut langsung? Atau di daerah wargi juga masih adakah upacara-upacara adat lainnya, jika ada tulis di kolom komentar yah!

Membicarakan Sumedang, kaya akan budayanya, seperti di Rancakalong, ada upacara adat Ngalaksa. Ngalaksa merupakan upacara adat yang dilaksanakan masyarakat adat Rancakalong, sejak abad ke-17 dan masih tetap terpelihara dengan baik hingga saat ini. Upacara adat ini kini sudah menjadi kalender tahunan pariwisata Sumedang.

Upacara adat Ngalaksa merupakan suatu kebanggaan bagi masyarakat Sumedang, karena keragaman budaya adalah merupakan bagian dari kebudayaan, yang sarat dengan kandungan kearifan lokal.  

Ngalaksa pada awalnya lahir sebagai penghormatan terhadap dewi padi yang di kalangan masyarakat Sunda dikenal dengan sebutan Dewi Sri atau Nyi Pohaci Sanghyang Sri. Namun dewasa ini, tradisi ngalaksa dapat dimaknai sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan.

Awalnya Ngalaksa dilaksanakan oleh orang per orang atau keluarga di tempat-tempat yang sunyi, dan jadwal pelaksanaannya dikaitkan dengan jadwal bersawah sebagaimana halnya budaya masyarakat agraris.

Pada masa sekarang ini pelaksanaan Ngalaksa dilaksanakan setiap tahun satu kali biasanya diawal Bulan Juli, dan apabila pada Bulan Juli bertepatan dengan Bulan Puasa pelaksanaannya diundur ke bulan berikutnya, sesuai dengan hasil musawarah adat setempat.

Upacara adat ngalaksa dilaksanakan secara bergiliran oleh lima Rurukan yaitu: Rurukan Rancakalong, Rurukan Nagarawangi, Rurukan Pamekaran, Rurukan Pasir Biru, dan Rurukan Cibunar, kemudian tempat pelaksanaanya dipusatkan di Desa Wisata yang berada di Desa Rancakalong.

Nilai tradisi ini adalah merupakan salah satu media yang sangat efektif dalam kerangka pembangunan sebuah bangsa. Apabila  kita perhatikan, makna dari upacara adat Ngalaksa ini di dalamnya terkandung: wujud gotong royong, silaturahmi,persaudaraan, kesatuan dan persatuan, kerja sama, perwujudan rasa syukur kepada yang Maha pencipta, sebagai penghormatan kepada para leluhur, serta sebagai ajang untuk saling mengenal satu sama lain.

Upacara adat yang di dalamnya mengandung nilai-nilai adi luhung tersebut,  tentunya akan sangat memberi warna terhadap berbagai sektor kehidupan,  di antaranya akan berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian bangsa, akan berpengaruh terhadap persatuan dan kesatuan bangsa, akan berpengaruh terhadap pembentukan jati diri serta harga diri bangsa, dan akan berpengaruh pula terhadap kualitas kehidupan termasuk perilaku manusia.

Dalam era globalisasi sekarang ini, pengaruh budaya luar yang negatif,  berhembus secara kencang serta menggerus-nilai-nilai yang ada dalam  tatanan kehidupan bangsa kita. 

Jika benteng-benteng pertahanan mentalitas bangsa sudah rapuh dan atau hilangnya filterisasi terhadap pengaruh negatif asing tersebut, tentu akan dengan mudahnya menyelinap kedalam lorong  atau ruang kehidupan, terutama di kalangan generasi muda.

Masih banyak lagi nih, pembahasan tentang Upacara Adat Ngalaksa, nanti mimin sambung lagi yah, mengenai pelaksanaan upacara adat ngalaksngalaksa.

Komentar

wave

Belum ada komentar.

Tinggalkan Komentar

wave

Cari Artikel