Kenyataan tersebut perlu disikapi oleh masyarakat dengan upaya pengurangan risiko bencana. "Ini perlu menjadi perhatian kita semua," tambahnya.
Kepala BNPB berharap acara ini bisa memberikan masyarakat Sumedang pengetahuan dan pemahaman sehingga kita semua sadar untuk mencegah atau memitigasi potensi bahaya yang ada di sekitar atau pun tempat tinggal.
Pada kesempatan itu, Suharyanto juga mengatakan BNPB sedang memfokuskan pada penanganan kebakaran hutan dan lahan di Sumatra dan Kalimantan. Namun bencana hidrometeorologi basah, di antaranya banjir dan longsor, masih saja terjadi seperti di beberapa wilayah Jawa Timur dan Bali.
“Dalam dua hari ini saja, meski saat ini kita berada di awal puncak musim kemarau, tetapi bencana banjir dan longsor masih terjadi,“ ujarnya.
Di samping itu, Suharyanto mengajak warga untuk melihat kembali pada peristiwa longsor yang menerjang Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, pada awal Januari 2021 lalu. Kejadian itu telah merenggut 40 korban jiwa, termasuk sejumlah petugas dan relawan yang tewas saat insiden susulan terjadi selang 2 jam setelah longsor utama. Suharyanto berharap hal ini dapat dicegah di masa yang akan datang.
Kepala BNPB meminta semua pihak dan para pemangku kepentingan untuk selalu waspada dan siap siaga dalam menghadapi bencana. Untuk menghadapi ancaman tanah longsor ke depan, BNPB dan BPBD akan melakukan rehabilitasi dengan menanam 1.000 bibit pohon di Cihanjuang pada Minggu.
Bupati Kabupaten Sumedang Dr. H Dony Ahmad Munir, S.T., M.M. menyampaikan terima kasih kepada BNPB. Pentas kesenian ini telah menghibur sekaligus mengedukasi warganya mengenai kebencanaan. Bupati berharap kegiatan BSB dapat memberikan manfaat kepada masyarakat, tentunya dalam penanggulangan bencana.
Halaman Selanjutnya
Belum ada komentar.