Keutamaan Nyawalan dan Pahala yang Berlimpah

Puasa Syawal atau Nyawalan merupakan ibadah sunnah yang dilaksanakan sehari setelah Hari Raya Idul Fitri. Puasa Syawal dikerjakan selama enam hari, baik secara berturut-turut atau pun terpisah-pisah selama bulan Syawal.

Namun, utamanya dilaksanakan mulai tanggal 2 sampai 7 Syawal secara berurutan. Keutamaan dari puasa Syawal tersebut disebutkan dalam hadist di bawah ini.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْر

Artinya: "Barang siapa yang berpuasa Ramadan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka baginya (pahala) puasa selama setahun penuh." (HR Muslim).

Allah SWT memberikan bonus bagi orang-orang yang berpuasa di bulan Syawal dengan pahala puasa selama dua belas bulan. Setelah berpuasa Ramadan, umat Islam diberikan kesempatan lagi untuk menambah nilai pahalanya.

Selain sebagai tanda orang beriman, puasa Ramadhn merupakan ajang latihan untuk menjaga hawa nafsu dari segala perbuatan maksiat.

Memasuki bulan Syawal yang artinya kembali suci, kebiasaan baik tersebut dapat berlanjut sehingga dengan berpuasa kesucian jiwa dapat terjaga.

Kebiasaan tersebut juga dilakukan di Tatar Sunda loh wargi Sumedang, Haji Hasan Mustapa membahasnya dalam Bab Adat-adat Oerang Priangan djeung Oerang Soenda lian ti eta (1913: 133-134).

Katanya, “Katoeroeg-toeroeg poe kadoea aja deui adat perbawa ti agama soenat poeasa njawalan (tina boelan  sawal) djadi sok aja kolot2 alim2 anoe ngalampahkeun, djadi lebaranana sanggeus poeasa genep poe, ngaranna lebaran Sawal, dina tanggal dalapan; henteu rame ngan dahar sabatoer-batoer soemawon noe ngalampahkeun poeasa, atawa noe ngalampahkeun perlampahan lebaran”.

Artinya, pada hari kedua ada lagi adat dari agama, berpuasa sunat yang disebut nyawalan (puasa pada bulan Syawal), biasa ada orang-orang tua atau para alim yang melakukannya Lebarannya setelah puasa enam hari, yaitu pada tanggal delapan Syawal, namanya lebaran Syawal; tidak ramai hanya makan bersama, terutama bagi orang yang melakukan puasa sunat itu atau yang melakukan lebaran kedua pada hari itu (terjemahan M. Maryati Sastrawijaya, Adat Istiadat Sunda, 2010: 199-200).

Puasa Syawal menjadi bukti bahwa kebiasaan yang baik dan dilandasi dengan keimanan akan terus berlanjut. Sehingga menjadikan semua bulan dalam setahun dapat diisi dengan ibadah puasa.

Kualitas dan kuantitas ibadah yang diperbaharui selama bulan Ramadan, hendaknya dapat terus terjaga. Puasa Syawal dapat dikatakan sambungan ibadah agar amalan yang sudah dilakukan tidak berhenti saat Ramadhan telah usai.

Begitulah bahasan mengenai keutamaan puasa Syawal, semoga amal ibadah kita semua diterima Allah SWT, dan dapat berjumpa kembali dengan Ramadan yang akan datang.

Komentar

wave

Belum ada komentar.

Tinggalkan Komentar

wave

Cari Artikel