Lonceng Peninggalan Belanda di Lapas Sumedang

Lapas Sumedang menjadi salah satu bangunan Cagar Budaya di Sumedang yang dibangun di atas lahan seluas 3.000 meter persegi sekitar tahun 1771. Lapas ini sebelah timur alun-alun Sumedang.

Beberapa peninggalan Lapas Sumedang yang menjadi Cagar Budaya diantaranya Benteng setinggi 3,5 meter. Namun, ketinggian Benteng tersebut sudah ditambah menjadi sekitar 5 meter.

Peninggalan lainnya adalah ada blok hunian, yakni blok Asahan dan blok Brantas dan ada sumur tua yang dibuat pada masa Hindia Belanda. Selain itu, masih ada satu peninggalan yang penting lainnya, yakni Lonceng.

Lonceng tersebut bertuliskan bahasa Belanda namun saat ini Lonceng yang ada adalah duplikasi dari Lonceng yang asli. Lonceng yang aslinya diitipkan pada Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.

Me Fecit Pieter Seest Amstelodami Anno 1771. Tulisan tersebut terpampang di atas tiang lonceng di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sumedang. 

Lonceng tersebut menjadi salah satu bukti kuat tentang sejarah Belanda melalui kongsi dagangnya atau yang kita kenal Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) saat menjajah Nusantara khususnya di tanah Sumedang.

Lonceng tersebut dibuat oleh sebuah perusahaan alteleri dan pengecoran lonceng di Amsterdam, Belanda atau tepatnya di sudut Karthuizerstraat dan Baangracht, Kota Alkamaar. 

Masih belum diketahui nama perusahaannya, namun pendiri perusahaan tersebut berawal dari orang Jerman bernama Nicolaus Muller antara 1730 dan 1734. Kemudian perusahaan tersebut dilanjutkan oleh Pieter Seest. 

Mengenai literatur tentang Perusahaan Pieter Seest cukup sulit ditemukan. Keterangan tersebut didapat dari sebuah halaman situs berbahasa Belanda-Inggris yang membahas tentang peninggalan-peninggalan arteleri di abad 18 dan 19, yakni kanonnen.weebly.com

Di situs tersebut disebutkan bahwa kata-kata "Me Fecit Pieter Seest Amstelodami Anno 1771" adalah trademark yang dibuat Pieter Seest dalam bahasa latin yang menjadi cirinya untuk setiap senjata yang dibuatnya. Trademark tersebut secara harfiah yang artinya "Pieter Seest membuat saya di Amsterdam pada tahun 1771".

Dalam situs lain, Venduehuis.com sebuah situs yang juga melelang arteleri di abad-18 menampilkan Sepasang Meriam langka Angkatan Laut Belanda yang  dibuat oleh Pieter Seest tahun 1716-1780.

Pieter Seest disebutkan sebagai penemu meriam utama untuk VOC  di Amsterdam Belanda sekitar tahun 1755-1780. Pieter Seest disebutkan sebagai kepala pengecoran (meriam dan lonceng) di kota Amsterdam. Di Kota itu pula Pieter Seest membuat meriam perunggu sekaligus lonceng.

Dalam koleksi kolektor senjata almarhum H. L. Visser Wassenaar tahun 2006, tidak kurang dari delapan belas senjata kecil Seest, semuanya dilempar untuk VOC. 

Pieter Seest  juga memiliki beberapa lonceng gereja bahkan sampai saat ini masih ada. Namun sayang, beberapa diantaranya di klaim oleh Jerman pada saat perang dunia II untuk dilebur dalam industri perang. 

Begitu wargi Sumedang, ternyata Lapas yang ada di Sumedang tersebut mengandung banyak ceriat yah. Apalagi sebagai cagar budaya.

Komentar

wave
  • John Doe

    Adelaide

    May 17, 2023 05:35

    I aрpreciate, cause Ι found just what I was having a look for. You've ended my four day lengthy hunt! God Bless you man. Have a nice day. Bye

Tinggalkan Komentar

wave

Cari Artikel

<<<<<<< HEAD ======= >>>>>>> 22907a91d5212753ed2de3bbf69bb3b53a692828