Lulun Samak Hantu Penjaga Sungai

"Ulah ulin di walungan, bisi aya lulun samak." Begitu ujar orang tua kita dulu ketika hendak mau bermain ke sungai. Mungkin wargi Sumedang pernah mendengar juga kan tentang lulun samak? Di Jawa Barat sendiri, banyak sekali nama-nama hantu; kuntilanak, pocong, genderewo, jurig bakekok, gulutuk cengir dan hantu lainnya. Nah, kali ini mimin akan membahas tentang Lulun Samak.

Dalam konsep orang tua zaman dulu, Lulun Samak digambarkan sebagai hantu yang menampakkan diri dengan muncul tikar di atas sungai atau danau. Gambaran hantu Lulun Samak merupakan Jurig yang berbentuk benda yaitu tikar pandan hal ini sesuai dengan terjemah dari kata Samak yang bermakna tikar. Bentuk tikar dari Lulun Samak pada sastra lisan Sunda digambarkan tikar penuh dengan noda dan terdapat bolong-bolong pada bagiannya. 

Kisah hantu Lulun Samak berawal dari ketika ada orang yang meninggal dunia, jenazahnya dibaringkan di atas tikar. Ketika layon sudah dikuburkan, samak daun pandan itu akan dibuang ke sungai. Dari sinilah munculnya legenda hantu Lulun Samak.

Dalam legenda hantu Lulun Samak, untuk menghindari gangguan hantu tersebut adalah dengan menghindari waktu-waktu kemunculannya pada saat "Salamangsa" yaitu pada rentang waktu pukul 10-12 siang, pukul 14.30 hingga 15.30 dan pukul 16.30 hingga 18.00 WIB. Tentu saja pencegahan yang paling utama adalah jangan pernah mengambil, memegang adan menaiki samak atau tikar yang mengambang di sungai ya.

Pada sastra lisan kebudayaan Sunda, Lulun Samak merupakan Jurig yang bersifat jahat terhadap manusia. Lulun Samak apabila bertemu manusia yang berkata tidak sopan atau sompral pada sungai yang angker yang di diami Lulun Samak, manusia tersebut akan digulung dan ditengglamkan ke dasar sungai sebagai tumbal, hal ini dapat dihindari dengan membaca jampe atau jampi dan membawa jarum agar dapat ditusukkan bila diserang Lulun Samak (Kurnia dalam Kasmana, 2018, h. 58). 

Konon katanya, hantu Lulun Samak juga dapat digunakan sebagai bahan untuk pesugihan, caranya adalah dengan memotong bagian dari Lulun Samak yang kemudian dapat disimpan sebagai cara agar manusia dapat hilang atau tidak terlihat oleh manusia lainnya.

Halaman Selanjutnya

Komentar

wave

Belum ada komentar.

Tinggalkan Komentar

wave

Cari Artikel