Mengenal Seni Ketangkasan Ujungan dari Ujungjaya

Ada yang pernah lihat pada pencak silat yang menggunakan hoe (rotan)? Nah, wargi Sumedang harus tahu juga nih, di Sumedang sendiri, tentunya di Kecamatan Ujungjaya, ada sebuah seni ketangkasan yang bernama Ujungan. Mungkin dibeberapa kabupaten kota di Jawa Barat juga ada yang menggunakan istilah itu, atau di Majalengka bernama Sampyong.

Ujungan merupakan permainan adu ketangkasan dan kekuatan memukul dan dipukul dengan alat yang terbuat dari kayu atau rotan berukuran 60 cm. Pemain terdiri atas 2 orang, baik laki-laki maupun perempuan. Wah, makin tahu Indonesia.

Menurut sumber dari buku Sumedang Heritage, Ujungan adalah seni pertunjukan permainan, hiburan dan olahraga yang menggunakan alat rotan (hoe) sebagai alat pemukul. Siapa yang kuat dipukul itulah yang menang. 

Seni Ujungan menurut seniman WD Dharmawan, diduga merupakan pengembangan dari ibing pencak silat yang dikenal mulai abad ke-10. Menurut Raden Ahmad, seniman Cipaku, petinggi Kerajaan Sumedang bernama Lembu Agung adalah yang pertama kali mengembangkan Ujungan. 

Pada zaman dulu seni ini disebut adu jago. Selanjutnya berkembang pesat di Sumedang pada abad ke-17 oleh Pangeran Rangga Gempol III, Bupati Sumedang (1656-1705) dalam rangka melatih perajurit untuk menaklukan Mataram dan menyingkirkan balatentara Banten. 

Seni Ujung ini kemudian menyebar ke Indramayu ketika Pangeran Rangga Gempol III bersembunyi di sana setelah Mesjid Tegalkalong diserang tentara Banten. Dari Indramayu, seni Ujungan menyebar ke Ujungjaya, sehingga Ujungjaya menjadi pusat kegiatan seni Ujungan hingga sekarang.

Halaman Selanjutnya

Komentar

wave

Belum ada komentar.

Tinggalkan Komentar

wave

Cari Artikel

<<<<<<< HEAD ======= >>>>>>> 22907a91d5212753ed2de3bbf69bb3b53a692828