Merayakan Hari Buku Nasional dengan Bedah Buku Arunika Terakhir: Tentang Manusia dan Lingkungannya

Mungkin dibeberapa daerah lain ada juga yang memeriahkan, merayakan Hari Buku Nasional dan Ulang Tahun Perpustakaan Nasional yang diperingati setiap tanggal 17 Mei. Nah di Sumedang juga salah satu komunitas literasi yang sudah melanglangbuana ini sudah menjadi hal yang biasa juga sih sebenarnya kalau soal bedah buku atau diskusi buku. Yaps, Panti Baca Ceria.

Pada perayaan Hari Buku Nasional tahun ini 17 Mei 2023, merayakan dengan Bedah Buku "Arunika Terakhir" salah satu novel karya pendiri komunitas tersebut yaitu Ipul Sae. Pada acara Bedah Buku kali ini kerjasama dengan Majakoffee. 

Buku novel bergenre fiksi fantasi tersebut, menjadi perdana dibedah di Sumedang kota, padahal penulisnya orang Sumedang asli, tetapi malah sengaja dibedah dibeberapa kabupaten/kota lain dulu. 

Semakin sore, semakin seru acara bedah buku tersebut yang dipandu oleh moderator Khrisna Refiaji dan dibedah langsung oleh Nisa Nopis yang salah satunya buku tersebut menjadi bahan penelitian untuk skripsinya. 

Peserta yang hadir dari berbagai komunitas, adapun tanggapan dari salah satu peserta yaitu Ketua Komite Ekonomi Kreatif Kabupaten Sumedang Anggun Gunara, "dengan adanya diskusi-diskusi seperti ini, apalagi ngomongin buku ya harus diperbanyak." Ujarnya.

Penjelasan dari Faqih Allawi perihal Cover Buku Arunika Terakhir

Dalam lembar pertama buku tersebut, kita langsung ditegaskan oleh si penulis itu sendiri “Semua ini hanya bentuk kekesalan!” Tidak ada mukadimah dari si penulis atau kata-kata ungkapan penulis karena telah membereskan buku keduanya tersebut. Begitulah Buku Novel fiksi fantasi berjudul Arunika Terakhir.

Sesuai dengan genrenya yaitu fiksi fantasi, penulis membuat dunia seperti nama-nama kota. Penulis ingin mengajak para pembaca masuk ke dalam dunianya. Dalam judulnya pun Arunika Terakhir, Arunika di dalam novel tersebut adalah perwujudan dari sebuah pohon endemik Gunung Sona. 

Pohon Arunika tersebut dianggap sakral jika sudah ratusan tahun, seperti pohon Arunika yang melegenda di Gunung Sona yang mempunyai daya magis dan gate ke dimensi lain, yakni negeri para siluman yang disebut Kerajaan Aztraliz.

Penulis menyudutkan manusia itu sendiri yang berada di dalam novel tersebut, dengan adanya Kerajaan Aztraliz yang tinggal di Gunung Sona. Gunung Sona adalah gunung tertinggi yang berada di Kota Medalion. Akibat keserakahan manusia itu sendiri.

Menurut penulisnya menyampaikan, "Mungkin bisa menjadi titik tolak untuk memahami betapa kerusakan alam telah mencapai titik kritis sedemikian sehingga berpotensi pada punahnya habitat dan kehidupan di atas planet ini. Terkesan didramatisasi? Tidak juga! Krisis lingkungan dan dampaknya telah menjadi isu lokal mau pun global. Bila ragam bentuk ancaman kehidupan diteruskan, maka kita pasti mendapatkan sebuah daftar yang sangat panjang. Lebih dari itu, bila kita menyadari dampak dari semua ancaman itu, betapa sangat menyeramkannya!" Ujarnya.

Komentar

wave

Belum ada komentar.

Tinggalkan Komentar

wave

Cari Artikel