Menag berharap, dengan semangat Idul Fitri, perempuan-perempuan Indonesia bisa semakin berdaya dan merdeka, sebagaimana pesan Idul Fitri yang artinya memerdekakan diri. "Ada alasan mengapa Indonesia disebut sebagai Ibu Pertiwi. Yakni karena peran seorang ibu, juga kaum perempuan sangat menentukan kemajuan negeri ini," kata Menag Yaqut di Jakarta, Selasa (18/4/2023) Raden Ajeng Kartini atau yang lebih sering disebut RA Kartini merupakan perempuan Indonesia yang memiliki pemikiran moderat. Ia merupakan pahlawan perempuan Indonesia yang menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk memperjuangkan kesetaraan hak perempuan pribumi yang saat itu sangat dibatasi, terutama di bidang pendidikan. Hal itulah yang membawanya memperjuangkan hak-hak perempuan, salah satunya dengan mendirikan sekolah yang bernama Sekolah Kartini di Semarang pada 1912. Karena sering mengirimkan surat-surat dan tulisannya pada surat kabar Belanda, namanya pun dikenal baik di Belanda, bahkan dijadikan nama jalan di beberapa lokasi.
Tahun ini, ada kemungkinan Hari Raya Idul Fitri antara pemerintah dengan beberapa ormas Islam akan berbeda. Namun, Menag menyebut perbedaan waktu tersebut adalah hal yang biasa. Apalagi, Indonesia berdiri juga karena berbeda, bukan karena sama. “Yang terpenting adalah bagaimana kita merayakan Lebaran yang berbeda itu untuk saling menghormati, jangan buat perbedaan ini menjadi perpecahan," ujar Menag. Menag menekankan, masyarakat harus menyikapi perbedaan dengan bijaksana dan memahami bahwa hal itu adalah hal yang lumrah. Sementara itu, Menag juga mengimbau kepada pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi yang menempuh jalur darat untuk memperhatikan stamina serta menaati aturan lalu lintas demi keamanan dan kelancaran mudik Lebaran 2023.
Belum ada komentar.