Ramadan: Jalan Terjal Itu Mulai Terlihat Puncaknya

Masuk pekan ketiga puasa Ramadan tubuh sudah mulai beradaptasi, rasa lapar dan dahaga sudah hampir tak terasa. 

Namun rasa kantuk di siang hari tetap menyertai orang yang berpuasa karena sisa aktivitas tarawih, tadarus dan makan sahur semalam.

Qaelulah (tidur sebentar di siang hari) menjadi alternatif hanya untuk mengembalikan energi sesaat.

Perjalanan puasa Ramadan memang penuh dengan ujian. Selain menahan lapar dan haus selama berjam-jam, puasa juga mengharuskan umat muslim untuk menahan diri dari perilaku buruk dan memperbanyak ibadah.

Beberapa ujian yang mungkin dihadapi selama puasa Ramadan antara lain:

1. Ujian fisik

Menahan lapar dan haus selama berjam-jam dapat menjadi ujian fisik yang berat, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah dengan suhu yang tinggi atau melakukan pekerjaan yang memerlukan aktivitas fisik yang tinggi.

2. Ujian emosional

Menahan emosi, meredakan kemarahan dan menjaga hubungan baik dengan orang lain adalah ujian emosional yang mungkin dihadapi selama puasa Ramadan.

3. Ujian spiritual

Puasa Ramadan membutuhkan umat muslim untuk memperbanyak ibadah dan meningkatkan kualitas spiritual mereka. Hal ini bisa menjadi ujian spiritual yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan.

4. Ujian sosial

Terkadang orang yang tidak berpuasa makan dan minum  di depan kita hal itu bisa menjadi ujian sosial. Selain itu, terkadang ada tekanan dari lingkungan sekitar yang menganggap puasa sebagai hal yang tidak perlu dilakukan.

Namun, ujian-ujian tersebut dapat diatasi dengan kesabaran, kekuatan iman, dan dukungan dari keluarga dan teman-teman. Selain itu, puasa Ramadan juga merupakan waktu yang tepat untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Ujian-ujian itu akan tetap ada membersamai manusia, maka sering kita dengar bahwa bulan Ramadan adalah bulan penuh dengan ujian.

Bagaikan mendaki gunung saat kita sudah berada di puncak ketinggian maka rasa lelah saat mendaki sedikit banyak tergantikan dengan melihat pemandangan indah jauh ke bawah.

Perjalanan yang melelahkan setengahnya sudah terlampaui. Kebahagiaan akan amal yang telah dijalani selama 2 pekan ke belakang menjadi semangat baru dengan penuh harapan akan pahala yang dijanjikan.

Manfaat Ibadah Puasa Ramadan

Puasa Ramadan memiliki banyak manfaat bagi umat Islam baik secara fisik maupun spiritual. Selain itu, menjalankan puasa Ramadan juga dapat memberikan kebahagiaan dan kedamaian bagi orang yang melakukannya.

Salah satu manfaat besar dari menjalankan puasa Ramadan adalah meningkatkan kekuatan spiritual seseorang. Selama puasa, seseorang harus menahan diri dari makan dan minum dari fajar hingga magrib. Hal ini membutuhkan kekuatan dan kesabaran yang besar, serta pengendalian diri yang baik. 

Dengan melakukan ini, seseorang dapat merasakan kenaikan spiritual yang signifikan, karena mereka membuktikan kekuatan dan ketahanan diri mereka di depan Allah SWT.

Selain itu, puasa Ramadan juga dapat membantu seseorang untuk memahami dan merasakan penderitaan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali tidak menyadari betapa beruntungnya kita karena kita memiliki akses ke makanan dan minuman yang cukup.

Namun, ketika kita berpuasa, kita merasakan rasa lapar dan haus yang sama dengan orang-orang yang kurang beruntung di seluruh dunia. Hal ini dapat membantu kita untuk lebih memahami penderitaan orang lain dan menjadi lebih berempati.

Selain manfaat spiritual dan sosial, puasa Ramadan juga dapat memberikan manfaat fisik yang signifikan.

Menurut beberapa penelitian, puasa dapat membantu meningkatkan kesehatan dan memperpanjang umur. Hal ini karena selama puasa, tubuh seseorang mengalami proses detoksifikasi, yang membantu menghilangkan racun dari tubuh. Selain itu, puasa juga dapat membantu menurunkan berat badan dan meningkatkan metabolisme.

Dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan, kita juga dapat merasakan kebahagiaan dan kedamaian yang besar. Ketika kita berpuasa, kita fokus pada ibadah dan hubungan kita dengan Allah SWT semakin baik serta melepaskan diri dari distraksi dunia. 

Hal ini dapat membantu kita merasakan kedamaian dan ketenangan dalam diri kita, serta memberikan perasaan kebahagiaan yang besar ketika kita merasa lebih dekat dengan Allah SWT.

Puasa Ramadan adalah ibadah yang penuh berkah dan manfaat bagi umat Islam. Selain memberikan manfaat fisik dan sosial yang besar, puasa Ramadan juga dapat membantu meningkatkan kekuatan spiritual. 

Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk menjalankan ibadah puasa dengan sepenuh hati dan memaksimalkan manfaatnya.

Di setengah perjalanan ini, hari-hari ke depan merupakan jalan menurun dan harusnya segala rintangan dan halangan di awal puasa sudah mulai teratasi.

Esensi Saum Ramadan Adalah Pendekatan Diri Kepada Allah

Jika lapar dan dahaga hanyalah efek saja sebenarnya ada yang paling penting untuk dijaga yakni niat puasa dan pendekatan diri yang intens kepada Allah itulah tujuan dasar dari puasa.

Puasa bukan hanya sekedar menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, namun juga mengajarkan kita untuk meningkatkan kualitas spiritual dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dalam menjalankan ibadah puasa, seseorang diajarkan untuk menahan hawa nafsu dan mengendalikan diri dalam menghadapi godaan-godaan setan. Dengan menahan diri dari makan dan minum, seseorang juga diajarkan untuk lebih memperhatikan dan memahami nilai kebersamaan, solidaritas, dan toleransi dengan sesama.

Dengan demikian, esensi dari ibadah puasa adalah meningkatkan kualitas spiritual seseorang dan upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Puasa merupakan salah satu cara untuk menunjukkan rasa cinta dan ketaatan kita kepada Allah SWT, serta mengharapkan keberkahan dan pahala dari-Nya.

Di pertengahan perjalanan puasa ini hendaknya setiap pribadi muslim sudah mampu merasakan kedekatan lebih dengan sang pencipta, sehingga manisnya iman lebih terasa daripada pahit getirnya kehidupan, karena tujuan utama dari berpuasa itu sendiri adalah terwujudnya insan yang bertakwa.

 

Oleh: Dudi Safari

Pegiat Literasi dan Dakwah