Menurut pemilik Sanggar Dewi Sri, Sari Mulyati kegiatan Bubur Suro ini perdana di Sanggar, akan tetapi kalau untuk kesenian tarawangsa sering dilakukan, kegiatan ini juga sekaligus peresmian sanggarnya.Sanggar Dewi Sri ini sebagai sanggar kesenian yang berbasis pada pelestarian tradisi Sumedang. Seperti biasa, di hari akhir kegiatan bubur yang diproses dari kemarin akhirnya matang. Bubur Suro yang khas hasil dari bumi, dibungkus memakai daun pisang, tentunya rasanya khas juga loh wargi Sumedang, ada yang asin dan manis. Di tempat kalian masih ada yang menggelar Bubur Suro? Sekilas mimin kasih tahu lagi deh, Bubur Suro biasa dilaksanakan 10 Muharam, sebagai wujud syukur kepada Sang Pencipta atas limpahan hasil buminya. Bubur Suro identik menjadi bagian dari Hajat Lembur di Sumedang dengan ragam kegiatan lainnya. Wah seru yah semoga kearifan lokal ini tidak pernah putus tergerus zaman.
Dari Sumedang, makin tahu Indonesia
Belum ada komentar.