Selain Musim Hujan Lagi, Bulan Ini Musim "Samen"

Sudah memasuki masa akhir tahun ajaran sekolah nih wargi Sumedang, biasanya suka ada kegiatan kenaikan kelas atau resepsi perpisahan yang digelar hampir di semua sekolah. Nah bagi masyarakat Sunda, kegiatan seremonial kenaikan kelas dan pelepasan kelulusan siswa itu lebih dikenal dengan sebutan samen atau samenan. Mungkin anak sekarang agak asing dengan sebutan tersebut yah.

Coba dong wargi Sumedang tulis di kolom komentar tentang samen yang melekat dan hal unik apa yang pernah dilakukan ketika samen. Hehe, boleh tag teman kalian dan nama sekolahnya yah.

Dulu, kegiatan samen seakan menjadi momentum istimewa bagi anak-anak sekolah. Sebab mereka diberi ruang untuk unjuk kebolehan di atas panggung, entah itu bernyanyi, menari, bermain musik, membaca puisi, kabaret dan lainnya. Selain itu, umumnya pada saat samen anak-anak akan diberi uang jajan lebih, seakan menyempurnakan euforia kelulusan atau kenaikan kelas.

Tapi, wargi Sumedang juga harus tahu nih, bahwa kata “samen” bukan asli berasal dari bahasa Sunda, meski sekarang sudah menjadi kosa kata bahasa Sunda. Kata “samen” berasal dari bahasa Belanda yang berarti “bersama-sama”.

Acara Samen bagi masyarakat Sunda juga dimaknai sebagai adab. Adab yang baik untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada para guru yang telah mendidik dan mengajar para siswa.

Dikutip dari sukabumiupdate.com, pengamat sejarah Sukabumi Irman Firmansyah mengatakan konon istilah samen berasal dari bahasa Belanda yaitu samen yang artinya bersama. Namun, mengingat tradisi samen di masyarakat merujuk pada rangkaian kegiatan kenaikan kelas dalam artian mensyukuri kelulusan baik dalam proses naik ke kelas berikutnya maupun perpisahan karena sudah lulus menjalani seluruh kelas, maka istilah ini lebih pas berasal dari kata slagen voor het examen yang artinya lulus ujian.

Halaman Selanjutnya

Komentar

wave

Belum ada komentar.

Tinggalkan Komentar

wave

Cari Artikel