Pasosore, piisukeun lebaran, Roesdi jeung baturna geus karumpul deui di hareupeun masigit bari galegeroan, semu aratoh: "Isukan lebaran! Isukan lebaran!" "Tah, euy, dewek mah kakara boga sakieu, pepetasan seuseungeuteun isukan teh," ceuk si Bakri. Begitulah dari penggelan percakapan dua orang anak kecil zaman dulu saat menjelang malam takbiran. Isi pembicaraan mereka tiada lain tentang petasan. Satu sama lain saling bertanya tentang berapa banyak petasan yang akan disulut esok hari ketika Lebaran tiba. Lalu dilanjut pada malam harinya, usai salat isya, para orangtua berkumpul di masjid. Kemudian mengumandangkan takbir. Semantara itu anak-anak ramai di halaman masjid menyulut petasan.
Saat Lebaran, begitu proses salat Id selesai, kembali bunyi petasan bersahutan. Anak-anak tampak gembira. Disusul kemudian dengan bunyi beduk (dulag) yang dipukul terus-menerus berirama.
Belum ada komentar.