Suhu Panas Akhir-akhir Ini, Begini Kata BMKG

Beberapa hari terakhir ini, suhu begitu panas yang membuat kita menjadi gerah, terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Bahkan ketika malam hari, yang biasanya sejuk dan dingin, masih terasa gerahnya. Daerah wargi pun gitukah? Hareudang.

Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan suhu panas pada beberapa hari terakhir tersebut merupakan fenomena wajar pada bulan April dan Mei.

Dikutip dari keterangan BMKG melalui akun Instagram resmi @infoBMKG suhu panas yang terjadi merupakan fenomena normal pada bulan-bulan ini terjadi peningkatan suhu maksimum harian.

Melansir dari CNBC "temperatur akan menurun tapi tentunya tidak seperti di wilayah lain seperti di Eropa dan Amerika yang mencapai 20-an derajat [Celcius]," ujar Kepala Pusat Layanan Iklim Terapan BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, dalam program Profit di CNBC Indonesia, dikutip Minggu (7/5/2023).

Seperti yang diketahui, lanjut Sena, bahwa Indonesia merupakan negara tropis dan temperatur itu akan berada di sekitar 30-an derajat Celcius, relatif konstan.

Sena menyarankan masyarakat menyesuaikan aktivitas di luar termasuk dengan menggunakan perangkat pelindung diri dari terik matahari seperti payung, topi, atau tabir surya.

Ia meminta warga RI waspada bersama bahwa karena saat ini Indonesia tengah beralih dari musim hujan ke musim kemarau. Pada 2023, Indonesia akan mengalami musim kemarau yang cukup panjang.

BMKG memprediksi musim kemarau terjadi mulai akhir bulan Mei hingga akhir bulan September.

"Tentunya itu juga perlu diantisipasi oleh masyarakat untuk menghadapi kekeringan yang nanti akan terjadi. Tapi kekeringan yang terjadi karena musim kemarau menjadi konsekuensi dari kondisi panas yang saat ini terjadi," tuturnya.

Adapun, wilayah yang berpotensi kekeringan yakni Indonesia bagian selatan khatulistiwa yang memiliki perbedaan yang cukup jelas antara musim hujan dan kemarau.

Wilayah Jawa Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan sebagian besar pulau Sumatra bagian selatan dari Riau ke selatan, akan berpotensi terdampak kekeringan.

"Berbeda dengan 3 tahun belakangan di mana kita kondisinya cukup basah, karena 3 tahun ke belakang kita mengalami kondisi La Nina." pungkasnya.

Komentar

wave

Belum ada komentar.

Tinggalkan Komentar

wave

Cari Artikel