Sumedang Masa Hindia Belanda (1)

Sumedang semasa pemerintahan Bupati Tumenggung Adipati Aria Surianagara sedang berada pada masa transisi, yakni peralihan dari masa VOC ke masa pemerintahan Hindia Belanda dan kemudian ke periode pemerintahan Inggris di Indonesia. 
Terjadi beberapa kali perubahan status administrasi di Kabupaten Sumedang, di Priangan dan di seluruh nusantara. Ini berlangsung pada 31 Desember 1799 saat VOC dibubarkan dan selanjutnya diserahkan kekuasaannya di Hindia Timur (Nusantara) kepada pemerintah Hindia Belanda yang dibentuk oleh Kerajaan Belanda. 
VOC dibubarkan karena mengalami kerugian besar akibat korupsi dan salah urus di kalangan pejabat pejabat Belanda pada perusahaan dagang Belanda itu. Akibat kekalahan Belanda dalam perang di Eropa melawan Perancis yang bersekutu dengan Inggris pada awal abad ke-19, Belanda diduduki Perancis, yang diwakili oleh Lodewijk Napoleon. 
Bersamaan dengan dibentuknya pemerintahan Hindia Belanda (di Indonesia masa itu), pemerintah Kerajaan Belanda pada tanggal 18 Januari 1807 mengangkat Herman Williem Deandels – seorang militer bangsa Perancis – untuk menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Indonesia.
Sebelum kedatangan Deandels di Indonesia pada 1808, pihak VOC tetap masih berkuasa di Indonesia (Hindia Belanda) sepanjang tahun 1800 sampai 1807. Selama masa inilah banyak terjadi perubahan penting di Sumedang dan Tanah Priangan akibat tindakan para pejabat VOC, menjelang kedatangan Daendels.
Dalam kehidupan masyarakat dan tata pemerintahan di Kabupaten Sumedang terjadi beberapa perubahan dan peristiwa penting. Pada tahun 1801 Patih Sumedang, Raden Rangga Surialaga dimutasikan menjadi Bupati Bogor, dan sementara itu Bupati Parakanmuncang Raden Adipati Suria Natakusumah II dipecat dari jabatannya karena melakukan kesalahan. 
Dia diasingkan ke Batavia dan tinggal di daerah Krukut sampai dia wafat disana. Setelah wafat, dia lebih dikenal sebagai Dalem Krukut. Pada masa itu Kabupaten Sumedang dipimpin oleh Bupati Raden Tumenggung Adipati Aria Surianagara, dan merencanakan untuk menggabungkan Kabupaten Parakanmuncang yang sedang kekosongan bupati, bergabung dengan Kabupaten Sumedang. 
Penggabungan ini tidak berlangsung lama karena kemudian pada 16 April 1802, Patih Parakanmuncang, Raden Puranagara (Putera Dalem Patuakan), diangkat menjadi Bupati Parakanmuncang. Kemudian, Parakanmuncang tidak lagi bergabung dengan Sumedang.

Sumber: Buku Sumedang Heritage 

Komentar

wave

Belum ada komentar.

Tinggalkan Komentar

wave

Cari Artikel

<<<<<<< HEAD ======= >>>>>>> 22907a91d5212753ed2de3bbf69bb3b53a692828