Tiga Istilah Kebiasaan Orang Sunda Ketika Bulan Ramadan

Masyarakat Indonesia memiliki kebiasan unik tersendiri saat memasuki bulan Ramadan. Seperti halnya pada masyarakat Sunda yang berada di daerah Jawa Barat, masih mempertahankan beberapa tradisi selama bulan Ramadan.

Istilah-istilah di bawah ini ialah kebiasaan ketika bulan Ramadan, ada nyubuh, ngabeubeurang dan ngabuburit, kalau di daerah wargi Sumedang ada apa lagi? Tulis dong di kolom komentar agar kita makin tahu, dan makin tahu Indonesia.

1. Nyubuh

Bagi masyarakat sunda istilah Nyubuh sudah tidak asing lagi, karena merupakan tradisi yang biasa dilakukan saat bulan ramadhan.

Nyubuh merupakan kebiasaan yang dilakukan selama bulan puasa, masyarakat melakukan kegiatan berjalan-jalan, menikmati sejuknya udara pagi, atau sekadar berjongkok di pinggir jalan.

Kegiatan tersebut dilakukan setelah menunaikan sholat Subuh sampai matahari akan terbit atau wanci carangcang tihang (Bahasa Sunda).

2. Ngabeubeurang

Di masyarakat Sunda juga dikenal istilah ngabeubeurang, yaitu kegiatan yang dilakukan masyarakat setelah menunaikan sholat dzuhur di bulan puasa. Tadarusan atau membaca Al-Quran setelah sholat dzuhur oleh masyarakat pun akan disebut ngabeubeurang.

Karena istilah ngabeubeurang tidak akan digunakan oleh masyarakat Sunda selain di bulan puasa. Selain itu, kegiatan yang biasa dilakukan oleh anak-anak dan para remaja selama waktu siang ini di antaranya rebahan atau tiduran di mesjid.

3. Ngabuburit

Ngabuburit merupakan tradisi yang banyak digunakan oleh seluruh masyarakat Islam di Indonesia. Saat ini, istilah ini tidak hanya menjadi milik masyarakat Sunda saja, namun digunakan juga oleh berbagai masyarakat di seluruh Indonesia.

Istilah ngabuburit sudah dikenal oleh masyarakat Sunda sejak ajaran Islam (puasa) dilakukan di Tatar Pasundan. Ngabuburit merupakan kata berimbuhan dari kata dasar burit (sore), lebih tepat dalam tradisi Sunda disebut Wanci tunggang gunung (Waktu saat matahari akan tenggelam).

Kegiatan ngabuburit ini hanya akan ditemukan di bulan puasa, karena meskipun kegiatan dilakukan oleh masyarakat Sunda di waktu sore, jika dilakukan bukan di bulan puasa, tidak akan disebut ngabuburit.