UMN for Safe School di Sumedang untuk Tingkatkan Mitigasi dan Kesiapsiagaan Bencana di Sekolah

Universitas Multimedia Nusantara (UMN) meluncurkan kampanye "UMN for Safe School" sebagai bagian dari upaya komprehensif untuk membantu mewujudkan satuan pendidikan yang aman bencana. Program perdana ini dilaksanakan di SDN Manglayang 1 dan SDN Manglayang 2, Kabupaten Sumedang, pada tanggal 19 dan 20 Juni 2024, dengan tujuan meningkatkan mitigasi dan kesiapsiagaan bencana di kalangan siswa dan guru.

Sumedang, yang memiliki potensi gempa bumi tinggi, telah mengalami beberapa gempa signifikan. Data Badan Geologi Wilayah Kabupaten Sumedang menunjukkan bahwa daerah ini rentan terhadap gempa bumi yang merusak. Melihat potensi bahaya tersebut, UMN merancang program "UMN for Safe School" untuk mengedukasi siswa-siswi agar lebih sadar akan bahaya gempa bumi serta memahami gejala-gejala yang muncul, sehingga dapat menjaga diri dan meningkatkan peluang keselamatan. Selain gempa bumi, potensi bahaya lain juga dijelaskan kepada siswa untuk menimbulkan kesadaran dan menumbuhkan budaya siaga bencana di dalam benak mereka. 

Program ini mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG nomor 4 tentang Pendidikan Berkualitas dengan memberikan pengetahuan praktis mengenai mitigasi bencana, memastikan siswa memiliki keterampilan yang diperlukan untuk bertindak dalam situasi darurat. Selain itu, program ini juga mendukung SDG nomor 11 tentang Kota dan Komunitas Berkelanjutan dengan berkontribusi pada upaya menciptakan komunitas yang tangguh dan aman terhadap bencana. Kampanye ini didukung oleh Sky Volunteer, sebuah organisasi yang telah aktif dalam upaya mitigasi dan kesiapsiagaan bencana di seluruh Indonesia, serta Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UMN. Dukungan dari Sky Volunteer memperkuat kemitraan strategis, sesuai dengan SDG nomor 17 tentang Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Kegiatan selama dua hari ini melibatkan siswa-siswi dari kelas 1 hingga kelas 6 di SDN Manglayang 1 dan 2. Aktivitas dimulai dengan pengisian pre-test, diikuti dengan pemaparan materi tentang berbagai jenis bencana alam seperti tsunami, erupsi gunung api, banjir, tanah longsor, puting beliung, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, serta gempa bumi. Setelah sesi edukasi, siswa-siswi mengisi post-test untuk mengukur pemahaman mereka.

Setelah pemaparan selesai, kegiatan dilanjutkan dengan simulasi gempa bumi yang melibatkan seluruh siswa. Simulasi ini bertujuan melatih siswa untuk bertindak cepat dan tepat saat terjadi gempa, sesuai dengan langkah-langkah yang telah dipelajari di kelas.

Kepala SDN Manglayang 1, Nurhayati, menyampaikan, “Edukasi tentang mitigasi dan kesiapsiagaan gempa bumi ini sangat penting sebagai pengetahuan dasar bagi warga sekolah. Kami berharap kegiatan ini dapat membangun budaya sadar potensi bencana sejak dini.”

Kepala SDN Manglayang 2, Anggi Baidilah, menambahkan, “Siswa kami sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Kami berharap edukasi untuk mitigasi dan kesiapsiagaan bencana seperti ini selalu dilakukan, terutama di sekolah-sekolah yang berada di wilayah dengan potensi bencana tinggi.”

Co-Founder Sky Volunteer Firman Budiman mengatakan ia menyambut baik kemitraan ini karena dapat membantu percepatan pencapaian tujuan bersama yang paling utama yakni kemanusiaan. “Program ini sejalan dengan Safe School Movement yang juga sebelumnya telah dimulai oleh kami. Lewat kemitraan ini, kami percaya bahwa tujuan kita untuk menciptakan satuan pendidikan yang aman bencana akan lebih mudah untuk dicapai.”

Ketua kegiatan PKM sekaligus kampanye “UMN for Safe School” Maria Advenita Gita Elmada mengatakan kegiatan ini merupakan hasil kerjasama antar sivitas akademika UMN yang terdiri dari dosen lintas prodi dan mahasiswa. “Kami berharap dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman lewat kegiatan ini,” tambah Maria. 

Program "UMN for Safe School" diharapkan dapat menjadi model bagi sekolah-sekolah lain dalam menghadapi potensi bencana, dan menjadi langkah strategis menuju keselamatan sekolah yang lebih baik.

Komentar

wave

Belum ada komentar.

Tinggalkan Komentar

wave

Cari Artikel