Kegiatan selama dua hari ini melibatkan siswa-siswi dari kelas 1 hingga kelas 6 di SDN Manglayang 1 dan 2. Aktivitas dimulai dengan pengisian pre-test, diikuti dengan pemaparan materi tentang berbagai jenis bencana alam seperti tsunami, erupsi gunung api, banjir, tanah longsor, puting beliung, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, serta gempa bumi. Setelah sesi edukasi, siswa-siswi mengisi post-test untuk mengukur pemahaman mereka. Setelah pemaparan selesai, kegiatan dilanjutkan dengan simulasi gempa bumi yang melibatkan seluruh siswa. Simulasi ini bertujuan melatih siswa untuk bertindak cepat dan tepat saat terjadi gempa, sesuai dengan langkah-langkah yang telah dipelajari di kelas. Kepala SDN Manglayang 1, Nurhayati, menyampaikan, “Edukasi tentang mitigasi dan kesiapsiagaan gempa bumi ini sangat penting sebagai pengetahuan dasar bagi warga sekolah. Kami berharap kegiatan ini dapat membangun budaya sadar potensi bencana sejak dini.” Kepala SDN Manglayang 2, Anggi Baidilah, menambahkan, “Siswa kami sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Kami berharap edukasi untuk mitigasi dan kesiapsiagaan bencana seperti ini selalu dilakukan, terutama di sekolah-sekolah yang berada di wilayah dengan potensi bencana tinggi.”
Co-Founder Sky Volunteer Firman Budiman mengatakan ia menyambut baik kemitraan ini karena dapat membantu percepatan pencapaian tujuan bersama yang paling utama yakni kemanusiaan. “Program ini sejalan dengan Safe School Movement yang juga sebelumnya telah dimulai oleh kami. Lewat kemitraan ini, kami percaya bahwa tujuan kita untuk menciptakan satuan pendidikan yang aman bencana akan lebih mudah untuk dicapai.” Ketua kegiatan PKM sekaligus kampanye “UMN for Safe School” Maria Advenita Gita Elmada mengatakan kegiatan ini merupakan hasil kerjasama antar sivitas akademika UMN yang terdiri dari dosen lintas prodi dan mahasiswa. “Kami berharap dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman lewat kegiatan ini,” tambah Maria. Program "UMN for Safe School" diharapkan dapat menjadi model bagi sekolah-sekolah lain dalam menghadapi potensi bencana, dan menjadi langkah strategis menuju keselamatan sekolah yang lebih baik.
Belum ada komentar.