Situs Pohon Hanjuang Embah Jaya Perkasa

Author inimahsumedang • Kilas Balik • October 17, 2022

Situs Pohon Hanjuang Embah Jaya Perkasa di Sumedang ini, merupakan salah satu obyek wisata yang bernilai sejarah, karena sebenarnya nama hanjuang Kutamaya adalah nama sebuah pohon yang memiliki cerita tentang Kabupaten Sumedang. 

Diceritakan bahwa pohon hanjuang adalah sebagai lambang dari kejayaan Kerajaan Sumedang Larang. Eyang Jaya Perkasa merupakan senopati terakhir sebelum runtuhnya kerajaan Pakuan Padjajaran.

Beliau berhasil menyelamatkan Mahkota Kerajaan (Binokasih) dan atribut dari kerajaan lainnya serta diserahkan kepada raja Sumedang Larang. Sejak diserahkannya mahkota tersebut, beliau menjadi Senopati di Kerajaan Sumedang Larang.

Sampai sekarang pohon hanjuang tersenut masih tetap tumbuh subur. Bagi masyarakat Sumedang, cerita mengenai hanjuang kutamaya sudah tidak asing lagi. Situs Pohon Hanjuang ini banyak di kunjunggi oleh wisatawan karena ingin melihat langsung pohon hanjuang yang sudah berumur ratusan tahun dan tetap hidup dan tumbuh subur.

Untuk lokasi Situs Pohon Hanjuang ini, terletak di Padasuka, Sumedang Utara, tetapi jika masih bingung di mana lokasi tersebut bisa cek di google map yah. Dan kali ini mimin akan mengulas sedikit mengenai cerita dari Situs Pohon Hanjuang tersebut, karena mimin pernah nulis sebelumnya tentang Eyang Jaya Perkasa.

Diceritakan, sebelum Eyang Jaya Perkasa pergi untuk menghadang pasukan Cirebon, beliau sebelumnya menanam pohon Hanjuang di Kutamaya dan meninggalkan amanat : “Apabila Pohon hanjuang ini masih hidup dan segar, ini menandakan aku masih hidup dan jangan kalian tinggalkan Kutamaya,” begitulah amanat dari Eyang Jaya Perkasa.

Tulisan pertanda pohon hanjuan ditanam oleh Embah Jaya Perkasa. Foto; Tama

Menurut cerita, pada saat pertempuran, Eyang Jaya Perkasa terpisah dari ketiga saudaranya yang ikut dalam peperangan tersebut. Salah satu dari saudaranya yang bernama Nangganan, mengira bahwa Eyang Jaya Perkasa tersebut sudah tewas dalam pertempuran tersebut, hingga mereka memutuskan untuk kembali ke Kutamaya dan menyarankan Pangeran Geusan Ulun untuk memindahkan pusat Pemerintahan Sumedang Larang dari Kutamaya ke Dayeuh Luhur sebagai tempat pertahanan yang lebih strategis.

Penyerahan daerah Sindangkasih (Majalengka) sebagai pembayaran talak kepada raja Cirebon, dan perkawinan antara putri Harisbaya dengan Pangeran Geusan Ulun telah mendamaikan perselisihan antara Cirebon dengan Sumedang Larang.

Dilain waktu, senopati Eyang Jaya Perkasa yang sudah kembali dari medan peperang menemukan bahwa Kutamaya sudah di tinggalkan. Ini tentu saja membuat beliau sangat marah dan menyesal karena tindakan Pangeran Geusan Ulun. Sesampainya di Dayeuh Luhur, beliau membunuh Nangganan, yang merupakan saudaranya atas kesalahannya tersebut.

Kekecewaan Eyang Jaya Perkasa yang sebenarnya itu mengharapkan untuk dapat mengembalikan kebesaran serta kejayaan Kerajaan Pakuan Padjajaran melalui kerajaan Sumedang Larang sudah gagal.

Sementara itu pohon Hanjuang yang ditanam oleh Eyang Jaya Perkasa hingga sampai saat ini masih hidup dan tumbuh subur di Kutamaya (yang Sekarang menjadi Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara).