Agresi Militer I di Sumedang (1): Serbuan Belanda Kembali

Ternyata kurang dari sehari, tentara Belanda sudah menyerbu mendekati Kota Sumedang. Belanda hanya memerlukan beberapa jam untuk menumpas pertahanan para pejuang di sepanjang Bandung-Sumedang. Bahkan ketika bergerak ke arah Tanjungsari, tentara Belanda di kawal dua pesawat pemburu Mustang yang terus-menerus menembaki pos-pos pertahanan dari udara.

Di atas kota Sumedang, kedua pesawat tadi menghujani tembakan senapan mesin ke sasaran asrama tentara, polisi, penjara dan bahkan mesjid-mesjid. Termasuk sejumlah bangunan di sekitar alun-alun kota. Penduduk terpaksa mencari perlindungan dan sebagian mengungsi ke tempat yang aman.

Dalam penyerbuan ke Sumedang, tentara Belanda mula-mula menguasai Tanjungsari sore hari itu dan menahan Wedana Tanjungsari, Lili Natakusuma. Mendengar kabar ini, Mayor Sadikin segera memerintahkan Kapten Sentot Iskandar Dinata untuk memperkuat pertahanan kota Sumedang dan sekitarnya. Sementara itu Lukas Kustaryo diarahkan untuk membantu pertahanan di sekitar Sumedang.

Untuk menahan gerak maju tentara Belanda ke Sumedang, Kapten Sentot memerintahkan Kompi Amir Mahmud menghancurkan jembatan dan membuat rintangan di sepanjang jalan, terutama di Cadas Pangeran malam itu.

Amir Mahmud melaksanakan perintah itu, dibantu oleh Letnan Karisman, Kepala Pabrik Senjata di Cijeruk. Namun upaya keras para pejuang ini belum mampu menahan serbuan tentara Belanda. Dengan persenjataan lengkap dan pasukan tank, serta serangan udara pesawat tempur, Belanda menyerbu kota Sumedang sepanjang malam itu.

Kompi Lukas, bersama Kompi Mursyid yang bertahan di Pasar Sumedang, dan Kompi Suharya di Rancapurut, akhirnya tidak dapat bertahan dalam pertempuran sengit selama dua jam, dan terpaksa mundur. Pada 22 Juli 1947 itu, Belanda dapat menguasai kota, didahului satuan tempur serta ratusan pasukan bermotornya. Sehingga para pejuang bersama batalyon Sentot mundur dua kilometer ke luar kota Sumedang. Mereka bertahan sambil membuat pertahanan di Darmaraja.

Bupati Sumedang (waktu itu) Raden Hasan Suria Sacakusumah ikut mundur ke daerah pegunungan karena Belanda telah menguasai seluruh kota. Untuk mengatasi kekosongan pemerintahan di Kabupaten Sumedang, pihak Belanda mengangkat Raden Tumenggung Muhammad Singer sebagai Bupati Sumedang. Semenjak dikuasai militer Belanda, Mayor Sadikin terus berupaya membuat pertahanan gerilya di sekitar pegunungan Sumedang, di daerah segitiga Dayeuhluhur, Situraja dan Margawindu.

Halaman Selanjutnya

Komentar

wave
  • John Doe

    Megan

    Sep 25, 2023 09:34

    Thankѕ for finalⅼy talкing аbout >Agresi Militer I di Sumedang (1): Serbuan Belanda Kembali <Liked it!

Tinggalkan Komentar

wave

Cari Artikel

<<<<<<< HEAD ======= >>>>>>> 22907a91d5212753ed2de3bbf69bb3b53a692828