Bebegig Si Pengusir Hama dan Teman Petani

Di Indonesia, orang Sunda menyebut orang-orangan sawah dengan kata Bebegig. Di daerah wargi Sumedang apakah masih banyak yang menggunakan bebegig? Terkadang bebegig pakai tali dan beberapa kaleng yang menghasilkan bebunyian seperti keributan, salahsatunya ya untuk mengusir hama. 

Bebegig adalah replika manusia yang di tempatkan di atas tanah yang tengah dibudidayakan di sawah, kebun, dan di ladang. Yang di maksud untuk menakut-nakuti burung atau binatang lainnya yang akan memakan padi atau tanaman yang ada di kebun atau ladang petani.

Bebegig bisa dibilang cukup sederhana pembuatannya, terkadang terbuat dari dua batang kayu yang dirangkai sedemikian rupa lalu diberi topi dan baju, lalu dipasang di tengah sawah, dan harus diketahui juga, bahwa bebegig adalah teman petani. Ia membantu petani menjaga padi dari hama burung selama 24 jam setiap hari, selama dibutuhkan.

Burung suka makan benih padi yang baru ditebar. Mereka juga makan tunas-tunas padi, dan makan bulir-bulir pada yang siap dipanen. Diharapkan dengan adanya orang-orangan sawah, burung-burung  itu menganggap ada petani sedang menjaga sawah sehingga mereka tidak  berani mendekat.

Nah, menelisik lebih dalam lagi tentang bebegig, ternyata di negara Jepang, boneka kayu penjaga sawah disebut Kakashi, seperti guru Naruto yah hehehe. Kakashi sudah ada sejak berabad-abad yang lalu. Buktinya, di dalam buku kumpulan cerita berjudul Kojiki, ada cerita tentang orang-orangan sawah. Kojiki disusun pada tahun 712 dan menjadi salah satu buku tertua di Jepang. Sekarang di Jepang setiap tahun diselenggarakan festival orang-orangan sawah. Nama acaranya “Kakashi Matsuri”. Festival ini selenggarakan di Kaminoyama, Yamagata.

Masih banyak juga di negara lain dengan nama yang berbeda tentang orang-orangan sawah, termasuk di Indonesia, seperti di Jawa menyebutnya Memedi. Di Indonesia pun sudah ada beberapa kabupaten/kota yang menyelenggarakan festival bebegig atau orang-orangan sawah. Yuk, di Sumedang bikin!

Halaman Selanjutnya