Benteng Pandjoenan Gunung Koentji 1917 Jejak Peninggalan Belanda

Sudah bukan hal yang asing lagi dong bagi wargi Sumedang tentang benteng yang ada di Tahura Gunung Kunci. Benteng tersebut malah terkenal dengan kesan horornya, apalagi beberapa tahun yang lalu pernah dijadikan tempat uji nyali oleh beberapa program di televisi dan Youtuber.

Tetapi, kali ini mimin tidak akan membahas mengenai keangkeran dan kesan horor benteng tersebut. Mimin ingin mengulas keberadan tentang benteng yang ada di Gunung Kunci. Benteng Pandjoenan Gunung Koentji 1917, begitulah tulisan yang ada di tembok benteng tersebut.

Tentunya benteng tersebut adalah salah satu jejak peninggalan Belanda yang paling populer di Sumedang, ya seperti benteng yang ada di Gunung Palasari yang sudah pernah mimin tulis sebelumnya, atau benteng dibeberapa tempat lainnya.

Letaknya yang berada di pusat Sumedang, di Panjunan Kelurahan Kotakulon Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Benteng yang berdiri di lahan seluas 3,6 hektar tersebut menjadi salah satu Situs Cagar Budaya peninggalan Belanda di Kabupaten Sumedang. Begitu luas yah wargi Sumedang benteng tersebut.

Benteng Peninggalan Belanda di Gunung Kunci. Foto: Ipul

Menurut jurnal Patanjala Ditioeng memeh hoedjan: pemikiran pangeran aria suria atmadja dalam memajukan pemuda pribumi di sumedang (1800-1921) Lasmiyati, Gunung Kunci dibangun 1917 pada masa Gubernur Jenderal Van Limburg Stirum yang memerintah dari tahun 1916-1921. Pembangunan benteng pertahanan tersebut bersamaan dengan dibangunnya benteng pertahanan militer Belanda lainnya di Gunung Palasari, Gunung Gadung, dan Pasirbilik.

Benteng Pertahanan Belanda di Gunung Kunci dibangun secara kokoh. Selain digunakan untuk hunian para prajurit dan perwira juga dijadikan tempat pertahanan. Lokasi Gunung Kunci sangat strategis untuk memantau Sumedang dan sekitarnya.

Halaman Selanjutnya

Komentar

wave

Belum ada komentar.

Tinggalkan Komentar

wave

Cari Artikel

<<<<<<< HEAD ======= >>>>>>> 22907a91d5212753ed2de3bbf69bb3b53a692828