Bioskop Pasifik dan Bentrokan Pada Masa Hindia Belanda

Kembali lagi, kepada masa hangat-hangatnya gedung Bioskop Pasifik beroperasi, seperti disampaikan beberapa sumber, ada peristiwa sejarah menyangkut gedung Bioskop Pasifik tersebut. Gedung Bioskop Pasifik menjadi saksi bisu bentrokan yang pernah terjadi antara Sarekat Rakyat (SR) yang berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Sarekat Hejo bentukan Pemerintah Hindia Belanda di Tahun 1925.

Hadirnya bentrokan yang terjadi di Bioskop Pasifik, pada saat itu anggota Sarekat Rakyat ingin menonton film dengan potongan harga karcis. Sebelumnya, pengurus bioskop memberikan potongan harga tiket kepada anggota Sarekat Hejo. Pengelola bioskop tentu saja menolak permintaan mereka.

Dari penolakan tersebut memicu amarah para anggota Sarekat Rakyat. Mereka melakukan penyerangan kepada pengurus dan penjaga bioskop. Pengelola bioskop berusaha melawan sambil berteriak minta pertolongan. Teriakan itu didengar orang-orang di sekitar bioskop dan Pasar Sumedang, yang letaknya tidak jauh dari Bioskop Pasifik. Perkelahian massal pun, akhirnya terjadi antara Sarekat Rakyat dengan massa yang kebanyakan anggota Sarekat Hejo.

Menurut sumber lainnya, sebagaimana yang diberitakan dalam surat kabar Soerapati edisi 8 Agustus1925:
"Doeloer-doeloer oerang noe dina boelan Januari geus dihina djeung digelokeun di Soemedang berhoeboeng djeung papaseaan dina oeroesan kartjis bioskop, dina tanggal 13 boelan Agustus 1925 bakal dipariksa ku Landraad. Kabehna aja 163 djalma. Koemaha poetoesanana oerang toenggoe bae!" 

Sementara itu, dalam De Sumatra Post, Medan edisi Kamis 20 Agustus 1925 diungkapkan bahwa pada Kamis, 13 Juli 1925, Pengadilan dengan Hakimnya Mr Block, memulai penanganan kasus para terdakwa kasus kerusuhan yang terjadi pada akhir Januari 1925 di Sumedang.

Dari kejadian tersebut, Sarekat Rakyat oleh pemerintah Hindia Belanda dimasukan ke dalam daftar perhimpunan yang harus diawasi gerak geriknya. Sementara Sarekat Hijau diizinkan tetap berkembang karena dianggap dapat bersikap kooperatif terhadap pemerintah.

Sekitar tahun 1977, seorang pengusaha bioskop daerah, H. Didi Kusnadi mengambil alih pengelolaan gedung bioskop tersebut. Nama gedungnya dikembalikan ke nama asal yaitu Bioskop Pasifik. Bioskop Pasifik beroperasi memutar film-film yang sedang ngetren pada masa itu. 

Halaman Selanjutnya

Komentar

wave
  • John Doe

    Cole

    Nov 02, 2022 18:57

    Good way of tellіng, and pleasant piece of wгiting to take data concerning my presentation subject matter, which i am going tо present in college.

  • John Doe

    Kasey

    Nov 09, 2022 22:05

    This is mү first time pay a visit at here and i am actually impressed t᧐ read everthing at alone place.

Tinggalkan Komentar

wave

Cari Artikel

<<<<<<< HEAD ======= >>>>>>> 22907a91d5212753ed2de3bbf69bb3b53a692828