Wargi Sumedang yang 90-an ke sana tentunya mengenal sekali dong permainan tradisional yang satu ini. Namanya Gatrik. Gatrik salah satu permainan tradisional. Dulu, permainan tradisional Sunda ini kerap dimainkan anak-anak di sela waktu istirahat sekolah atau pun sore hari setelah pulang sekolah.
Oh iya, harus wargi Sumedang tahu juga nih bahwa permainan tradisional Gatrik ini, tertera juga loh dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Sumedang Puseur Budaya Sunda (SPBS) BAB IV Objek Kebudayaan, Pasal 5 Objek Pemajuan Kebudayaan bagian (d) Permainan Rakyat. Dari 8 permainan rakyat tersebut salahsatunya Gatrik.
Nah, zaman dulu anak-anak biasanya berkumpul di lapangan sekolah atau di halaman rumah untuk memainkan permainan tradisional Gatrik. Kali ini mimin akan mengulas nih cara memainkan gatrik yah wargi Sumedang.
Gatrik biasanya dimainkan oleh anak-anak secara kelompok. Permainan anak-anak ini menggunakan dua potong bambu, satu panjang dan satu pendek. Bambu panjang diperkirakan dengan ukuran 30-37cm dan yang pendek 10-12 cm. Perlengkapan lainnya adalah 2 batu bata yang dipasang sejajar dengan jarak 7-10 cm untuk meletakkan bambu pendek yang hendak dimainkan.
Permainan ini tidak memerlukan peralatan yang terlalu banyak. Hanya memanfaatkan lingkungan sekitar seperti lapangan atau tanah terbuka. Permainan ini dibentuk menjadi dua kelompok yang terdiri dari kelompok pemukul dan kelompok penangkap, yang terdiri dari masing- masing ( 2-5) orang tiap kelompok. Di usahakan agar jumlah pemain disesuikan dengan luas area permainan. Untuk memainkan permainan ini tidak di perlukan waktu yang khusus. Artinya berakhirnya permainan ini tidak di tentukan oleh waktu, melainkan dalam satu set permainan ini ditentukan ketika satu regu kalah dalam permainan ini.
Permainan Gatrik ini agar dapat menentukan regu yang menang dalam permainan ini di tentukan dari skor yang didapat oleh salah satu regu baik penangkap mau pun pemukul.
Halaman Selanjutnya
Belum ada komentar.