Puspa Karima: Grup Musik Tradisional Sunda Asal Sumedang yang Sudah Go International

Arus perkembangan zaman yang di mana dari kebanyakan orang menciptakan hal baru, di Sumedang sendiri ada grup musik yang menampilkan kembali nuansa musik sunda pada zama dulu, seperti cianjuran, ketuk tilu dan lainnya. Mungkin wargi Sumedang jarang juga yang menemukan personelnya perempuan semua dan lebih keren lagi ya, masih muda. Nah perlu diketahui juga loh, grup musik tradisi asal Sumedang ini sudah ke kancah internasional loh!

Wargi Sumedang bisa lihat langsung penampilan mereka di chanel youtube Puspa Karima. Ya, nama grup yang personelnya perempuan semua itu bernama Puspa Karima, adalah sebuah grup musik tradisional Sunda asal Sumedang, yang seluruh personelnya terdiri dari musisi perempuan dengan berbagai spesialisasi alat musik masing-masing.

Hal menarik dari perjalanan Puspa Karima sendiri menurut yang dikatakan oleh inisiatornya yakni Bunga Dessri “sebetulnya sekitar tahun 2018 akhir merencakanan membuat grup musik tradisi yang di mana personelnya semua perempuan. Pada akhirnya bertemu dengan kendanger wanita yaitu Julaeha, dalam sebuah pertemuan tersebut ada suatu projek untuk tampil di Malaysia, dari situlah untuk membuat grup musik tradisional tersebut dimulai.” Ujar Bunga ketika diwawancarai langsung oleh inimahsumedang.com, 10/12/2022

Seiring berjalannya waktu, sekitar tahun 2021 karena beberapa tahun masih pandemi, grup yang masih personelnya Bunga dan Julaeha akhirnya menemukan vokalis dan sekaligus pemain kacapi yang bernama Diah. Tercetuslah Puspa Karima yang di mana nama grup tersebut bukan sembarang nama saja, tetapi ya benar mengandung doa. Puspa yang berarti Bunga dan Karima akronim dari Karya Istri nu Utama yang artinya karya perempuan yang utama.

Selain mengusung untuk melestarikan kesenian sunda khususnya, grup tersebut mengusung kesetaraan gender dari keluh kesah mereka dalam dunia seni, “kebanyakan perempuan yang menjadi seniman, tidak lepas dari berbagai stigma, banyak seniman perempuan yang menyatakan bahwa mereka menghadapi berbagai hambatan yang terkait dengan peran gender mereka, maka dari situlah selain berkesenian juga tetapi kita kerap diskusi mengenai kesetaraan gender.” Tegas Bunga.

Hingga tulisan ini terbit, subscriber dari youtube mereka sekarang mencapai 35,2 ribu. Kerennya dari grup musik ini juga adalah mereka memanfaatkan peran media yang di mana ya pada zaman sekarang banyak sekali platform digital yang tersaji. Seperti cerita mereka ke Singapura yang di undang langsung oleh KBRI. Dengan memanfaatkan media digital selain youtube, instagram, tiktok, mereka membuat sebuah website juga, pengaruh media begitu melesat hingga akhirnya Puspa Karima terbang ke Singapura karena dari pihak KBRI di Singapura pada saat itu sedang mencari kesenian sunda klasik, dan yang mucul di google nama Puspa Karima. Jadi ya para seniman lain juga bisa mengikuti jejak Puspa Karima yang memainkan media.

Halaman Selanjutnya

Komentar

wave

Belum ada komentar.

Tinggalkan Komentar

wave

Cari Artikel

<<<<<<< HEAD ======= >>>>>>> 22907a91d5212753ed2de3bbf69bb3b53a692828