Cerita Rakyat: Si Jago Moro, Awal Nama Gunung Bongkok, Bagug Anjing dan Gunung Gajah

Zaman dahulu, Dayeuh Luhur belum dikenal oleh banyak orang, ada sebuah berita dari para tetua di sana, tentang seorang pria yang piawai berburu binatang liar, pria tersebut dikenal dengan sebutan Si Jago Moro (Si Jago Berburu). Si Jago Moro sudah cukup umur karena uban terlihat dari sela-sela rambut hitamnya, akan tetapi pria tersebut terlihat bugar sekali dan kata-katanya sering arogan. Ketika berburu dia ditemani oleh anjing hitamnya yang dia kasih nama Si Kukut.

Suatu ketika, sekelompok pemburu yang berada di kawasan tersebut sedang berdiskusi tentang suatu hal yang berkaitan dengan perburuan hewan. Bahwasanya ada berita yang beredar dari desa tetangga tentang adanya gajah besar nan ganas yang sulit dijinakan, konon gajah besar tersebut ialah jelmaan dari putra Dewa Ganesha. Akan tetapi, Si Jago Moro tidak percaya akan hal itu, dia akan membuktikannya sendiri.

Esok paginya Si Jago Moro sudah mengikat rantai emas di leher Si Kukut. Kemudian dia memberikan makanan kepada anjingnya itu, dan anjing hitam itu menggonggong kepada pemiliknya sambil menjulurkan lidahnya. “Nih, Kukut sarapan dulu, nanti siang kita berburu” kata Si Jago Moro sambil membelai anjing hitam itu. Terlihat rantai yang dipilin dari leher kukut mengkilat dan bahannya terbuat dari emas.

Hari itu, dia berjanji kepada teman-temannya untuk pergi berburu di hutan. Itu sebabnya dia buru-buru pergi ke hutan. Hingga sampai di hutan tujuan, si pemburu menelusuri kembali langkahnya. Kemudian, langkahnya terhenti dia melihat teman-temannya seperti sedang kebingungan dan ketakutan. Mereka kebingungan karena tidak biasanya hutan ini sepi, dan kalau hutan sepi itu tandanya akan kedatangan gajah besar dan ganas itu. Si Jago Moro malah semakin tertantang.

Tidak lama kemudian, para pemburu saling tatap, karena bumi yang dipijaknya merasa terguncang. Semua orang kaget, karena pohon kiara besar yang tidak jauh dari sana bergetar seperti ada yang menggoyangkan. Lalu munculah sosok hewan besar yang membuat para pemburu semuanya berhamburan, kecuali Si Jago Moro yang masih bengong melihat gajah besar tersebut. Kemudian Si Jago Moro menantang Gajah besar tersebut.

Lalu terdengar suara “Jika kamu tidak bisa menaklukanku, kamu harus rela menjadi batu”. Si Jago Moro terkejut ketika melihat belalai gajah bergoyang, dia tidak percaya gajah itu bisa berbicara. Tetapi Si Jago Moro malah semakin tertantang dengan gajah jelmaan putra Dewa Ganesha tersebut, bahkan dia rela tidak hanya jadi batu saja kalau di kalah, dia rela jadi gunung juga.

Halaman Selanjutnya

Komentar

wave
  • John Doe

    Rex

    Mar 12, 2024 22:51

    Hi, Ι do belieνe this is an excellent blog. I stumbledupon it ;) I may come bacқ yet again since I book marҝeɗ іt. Money and freedom is the best way to change, may you be rich and continue to guide others.

Tinggalkan Komentar

wave

Cari Artikel

<<<<<<< HEAD ======= >>>>>>> 22907a91d5212753ed2de3bbf69bb3b53a692828