Mohammad Natsir: Teladan Pejabat Tinggi Negara

Natsir menjadi salah satu figur yang turut andil dalam pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS). Ia menyampaikan Mosi Integral di muka Parlemen RIS pada 3 April 1950. Mosi tersebut diterima sebagai salah satu pertimbangan untuk membubarkan RIS. Karena itu, negara federasi yang di dalamnya terdapat negara-negara boneka ciptaan Belanda seperti Negara Indonesia Timur dan Negara Sumatra Timur akhirnya resmi bubar.

Natsir yang berperan membubarkan RIS secara konstitusional ditunjuk oleh Presiden Sukarno untuk menjadi Perdana Menteri. Waktu itu, jabatan Perdana Menteri adalah kedudukan tertinggi dalam hierarki pemerintahan Indonesia.

Sejak bekerja menjadi Perdana Menteri pada 7 September 1950, Natsir bersama keluarga kecilnya tinggal di rumah dinas yang lengkap dengan berbagai macam fasilitasnya di Jalan Pegangsaan Timur No. 56.

Sitti Muchliesah, anak tertua Natsir, yang akrab dipanggil Lies, dalam buku Aba M. Natsir sebagai Cahaya Keluarga (2008) menyatakan, meskipun keluarganya diberikan fasilitas yang mewah. Namun, itu semua tidak membuat mereka manja, apalagi sampai pamer harta.

“Rumah itu dilengkapi pelayan-pelayan, yang bermacam-macam tugasnya; ada pelayan yang membenahi rumah, tukang cuci, tukang masak, dan tukang kebun. Karena kami dari kecil sudah dibiasakan bekerja, jadi semua fasilitas yang ada tidak membuat kami manja dan besar kepala.”, kata Lies.

Tim Buku Tempo dalam seri buku Natsir Politik Santun di antara Dua Rezim (2011) menerangkan, bahwa selama Natsir menjadi Perdana Menteri, ia kurang senang menggunakan fasilitas negara untuk keperluan keluarganya. Lies dibiarkan naik sepeda setiap berangkat ke SMP. Sedangkan, adik-adiknya diantar ke sekolah menggunakan mobil De Soto hasil pembelian ayahnya sendiri. Begitu pula dengan istrinya, Noer Nahar, yang terkadang belanja ke pasar dan memasak sendiri.

Natsir juga sempat diingatkan oleh Maria Ulfa, sekretarisnya, bahwa ia memiliki hak atas dana taktis Perdana Menteri yang jumlahnya lumayan banyak. Tetapi, Natsir menolak seluruh dana itu dan memilih agar dana tersebut diberikan pada koperasi karyawannya.

Halaman Selanjutnya

Komentar

wave
  • John Doe

    Rahmat Ramdani

    Apr 01, 2023 07:26

    Tahk akan habis mengambil hikmah dan teladan dari tokoh yang satu ini. Mudah mudah penulis dan kita semua bisa meneladani nya.

Tinggalkan Komentar

wave

Cari Artikel

<<<<<<< HEAD ======= >>>>>>> 22907a91d5212753ed2de3bbf69bb3b53a692828