Natsir hanya mampu mengemban tugas sebagai Perdana Menteri dalam kurun waktu kurang dari satu tahun. Ia mengembalikan mandatnya kepada Presiden Sukarno setelah merasa tidak lagi memperoleh dukungan dari parlemen dan kabinet. Natsir meletakkan jabatannya pada 21 Maret 1951.
Tak lama setelah mengundurkan diri, Natsir bersama keluarganya lekas berpamitan dengan para pelayan di rumah dinasnya. Sesudah itu, mereka kembali ke rumah pribadinya yang amat sederhana di Jalan Jawa No. 28. Kendati, kehidupannya sudah berubah, keluarga Natsir tidak sekali pun bersedih hati. Menurut Lies, ayah dan ibunya selalu berpesan, “Cukupkan yang ada, jangan cari yang tiada.”
Demikianlah, kisah kesederhanaan Natsir. Ia bukanlah tokoh yang hidup di alam imajinasi. Sebagai pemimpin untuk keluarga maupun masyarakat, kesederhanaan Natsir sebagai pejabat tinggi negara seyogyanya menjadi teladan bagi kita di tengah krisis keteladanan pejabat kita belakangan ini.
Identitas Penulis
Nama: Naufal A.
Instansi: Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP UNSIL
No. Whatsapp: 0821-1738-6533
Halaman Selanjutnya
Rahmat Ramdani
Apr 01, 2023 07:26Tahk akan habis mengambil hikmah dan teladan dari tokoh yang satu ini. Mudah mudah penulis dan kita semua bisa meneladani nya.